
Kembali ke Berita Utama
BMKG Gelar OJT bagi DGMET Oman, Kuatkan Kerja Sama Mitigasi Tsunami
01 September 2025
Dwi Herlambang
Berita Utama

Jakarta, 1 September 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengawali program On The Job Training (OJT) atau Pelatihan Kerja bagi jajaran Direktorat Jenderal Meteorologi (DGMET) Oman. Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem peringatan dan mitigasi tsunami, khususnya di wilayah Samudra Hindia.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menjelaskan program OJT ini sangat relevan mengingat baik Indonesia maupun Oman sama-sama menghadapi risiko tsunami yang signifikan. Oman, khususnya, memiliki Kawasan Subduksi Makran yang pernah memicu tsunami besar pada tahun 1945.
“Bahwa kejadian tersebut menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan. Tsunami di salah satu bagian Samudra Hindia dapat berdampak ke berbagai negara, sehingga kolaborasi yang kuat dan sistem peringatan yang andal sangatlah krusial,” kata Nelly di Jakarta, Senin (1/9).
Selain itu, sebagai komitmen untuk memperkuat sistem peringatan tsunami, BMKG terus berupaya meningkatkan infrastruktur. Baru-bari ini, BMKG telah menambah 21 tsunami gauge di seluruh wilayah dan berbagi data ke platform UNESCO IOC. Hal ini membantu negara-negara di Samudra Hindira untuk mendeteksi tsunami lebih cepat dan bertindak lebih efektif.
Selain teknologi, kesiapsiagaan komunitas juga menjadi fokus utama BMKG. Berbagai program telah diluncurkan, seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes to School, dan program kesiapsiagaan tsunami. BMKG secara aktif bekerja sama dengan berbagai pihak—mulai dari pemerintah daerah, sekolah, universitas, hingga sektor swasta—untuk meningkatkan kesiapan masyarakat.
“Pengalaman ini diharapkan dapat dibagi dan menginspirasi Oman untuk mengembangkan pendekatan serupa sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya di sana,” ujarnya.
Program OJT ini juga sejalan dengan tujuan Ocean Decade Conference PBB (2021-2030) yang ingin memastikan semua komunitas pesisir siap menghadapi tsunami pada tahun 2030. Indonesia bangga menjadi bagian dari inisiatif global ini dan mengajak negara-negara lain untuk berpartisipasi dalam menciptakan lautan yang aman dan dapat diprediksi.
“Saya harap ini memperkuat koordinasi dan kolaborasi untuk berbagi pengetahuan dan mendukung satu sama lain untuk meningkatkan keberadaan dan respon di seluruh daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan pelatihan ini berfungsi sebagai tempat belajar bagi para delegasi Oman tentang operasi Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dalam memantau gempa bumi dan potensi ancaman tsunami. Selain aspek teknis, pelatihan ini juga akan membagikan kegiatan pendidikan publik tentang kesadaran dan kesiapan tsunami.
“Kami juga akan melakukan kunjungan ke beberapa pusat peringatan dini yang dioperasikan oleh BMKG, kunjungan lapangan ke Yogyakarta, di mana kami akan mempelajari dampak gempa bumi berkekuatan M6.0 pada tahun 2006, dan mengamati salah satu komunitas desa tsunami ready yang siap menghadapi tsunami,” ujar Daryono.
Ketua Tim Kerja Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik BMKG, Suci Dewi Anugrah, menyatakan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan pengalaman praktis kepada peserta. Pun, OJT bertujuan untuk memperluas pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam analisis, operasional sistem, dan edukasi kebencanaan.
Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen BMKG untuk meningkatkan kapasitas mitigasi bencana, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat regional dan global. Diharapkan, program ini dapat memberikan manfaat signifikan dan memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi ancaman tsunami.