Kembali ke Berita Utama

BMKG Gelar In House Training Geofisika, Fokus pada Peningkatan SDM dan Sistem Peringatan Dini

31 July 2025

Valdez Dwi

Berita Utama

BMKG Gelar In House Training Geofisika, Fokus pada Peningkatan SDM dan Sistem Peringatan Dini

Medan, 31 Juli 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan In House Training bertema “Peningkatan Bidang Geofisika” pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2025. Acara diikuti oleh para Kepala UPT Geofisika se-Sumatera secara langsung di Medan, serta peserta dari berbagai wilayah Indonesia melalui platform Zoom.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu (DST) dan Pusat Pengembangan SDM MKG (PPSDM MKG). Fokus utamanya mencakup sosialisasi kebijakan strategis dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang geofisika. Turut hadir sebagai narasumber utama Direktur DST BMKG Setyoajie Prayoedhie dan Kepala PPSDM MKG Adityawarman, bersama sejumlah pejabat teknis dari pusat maupun daerah.

Tujuan penyelenggaraan pelatihan mencakup peningkatan kompetensi teknis serta mendukung percepatan implementasi Earthquake Early Warning System (EEWS), sistem peringatan dini gempa bumi berbasis teknologi dan respons cepat.

“Alhamdulillah, Sumatera Utara menjadi lokasi pertama sebagai proyek percontohan. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa berlanjut ke daerah lain,” ujar Setyoajie dalam sambutannya.

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, forum ini menjadi ruang diskusi terbuka untuk menyampaikan sejumlah program strategis BMKG, mulai dari efisiensi anggaran, distribusi peralatan, hingga pengembangan sistem peringatan dini bencana.

Dalam pemaparannya, Setyoajie menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan kualitas SDM untuk mewujudkan sistem yang andal dan efektif. Ia juga mendorong keterlibatan institusi pendidikan dalam menyebarkan edukasi geofisika ke tingkat lokal.

“Sistem peringatan dini gempa bumi (EWS) tidak hanya mengandalkan peralatan, tetapi juga SDM. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas SDM daerah sangat penting. Kami berharap pelatihan ini bisa memberikan pemahaman lebih dalam bagi rekan-rekan di daerah,” ungkapnya.

Saat ini, sistem EEWS sedang diuji coba secara terbatas di empat provinsi prioritas yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung. Teknologi tersebut dirancang agar dapat memberikan informasi beberapa detik sebelum guncangan gempa dirasakan masyarakat.

“Targetnya, pada Oktober semua sudah operasional. Bila evaluasi berjalan lancar, sistem ini akan diresmikan tahun depan dan bisa diimplementasikan ke daerah lain,” jelas Setyoajie.

Selain itu, materi pelatihan juga mencakup peningkatan kualitas data seismik, pengelolaan latensi data, pengendalian gangguan sinyal (noise control), dan optimalisasi sistem komunikasi dua arah.

Di sisi lain, Kepala PPSDM MKG, Adityawarman, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya membangun profesionalisme ASN di bidang geofisika. Ia menekankan perlunya pelatihan yang terpadu, berjenjang, serta relevan dengan tantangan kebencanaan yang terus berkembang.

“Kami melihat geofisika sebagai garda depan dalam mitigasi bencana. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM di bidang ini harus menjadi prioritas. Pelatihan seperti ini diharapkan mampu menjembatani kebutuhan teknis dan kesiapsiagaan institusi,” jelasnya.

PPSDM MKG juga terus mendorong pengembangan kompetensi melalui berbagai skema pelatihan dan dukungan studi lanjut, termasuk bagi pegawai yang mengikuti program tugas belajar secara mandiri.

Topik lain yang disoroti mencakup integrasi sistem hybrid, yaitu kombinasi antara sistem regional dan single station (onsite), yang dinilai penting untuk melindungi objek vital dan kawasan industri strategis. BMKG menargetkan pembangunan sistem EEWS nasional secara bertahap hingga 2030 dengan memanfaatkan teknologi lokal dan global.

Sementara itu, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I, Hendro Nugroho, S.T., M.Si., menyampaikan apresiasinya atas antusiasme peserta yang tinggi dan pentingnya kegiatan ini sebagai ruang pembelajaran bersama.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi atas partisipasi dan antusiasme yang tinggi dari seluruh peserta. Materi yang dibawakan sangat penting, terutama untuk mendukung peran kita dalam penyampaian informasi MKG kepada masyarakat luas,” ungkap Hendro.

Selama dua hari pelaksanaan, peserta mengikuti berbagai sesi teknis, seperti pembaruan teknologi pemantauan geofisika, studi kasus gempa terbaru, dan diskusi interaktif bersama para pakar. Rangkaian kegiatan dirancang untuk memperkuat pemahaman lintas unit dan mendorong efektivitas koordinasi operasional.

Ke depan, In House Training akan menjadi bagian dari langkah strategis BMKG dalam mencetak SDM yang adaptif, tangguh, dan profesional dalam menghadapi ancaman geofisika. Di saat yang sama, pelatihan juga memperkuat agenda reformasi birokrasi dan transformasi digital dalam menghadirkan layanan publik berbasis data dan teknologi.

“Tujuan akhirnya jelas: menyelamatkan nyawa. Tapi sistem hanya akan efektif jika peralatan berfungsi optimal dan SDM-nya siap. Itulah misi utama dari pelatihan ini,” tutup Setyoajie.

Berita Utama Lainnya

BMKG Lakukan Inspeksi Sensor Magnetik di Deli Serdang: Pastikan Akurasi Data untuk Mitigasi Bencana

BMKG Lakukan Inspeksi Sensor Magnetik di Deli Serdang: Pastikan Akurasi Data untuk Mitigasi Bencana

Tingkat Kerawanan Karhutla di Kalbar Sangat Tinggi Awal Agustus, BMKG Optimalkan Operasi Modifikasi Cuaca

Tingkat Kerawanan Karhutla di Kalbar Sangat Tinggi Awal Agustus, BMKG Optimalkan Operasi Modifikasi Cuaca

BMKG Gelar In House Training Geofisika, Fokus pada Peningkatan SDM dan Sistem Peringatan Dini

BMKG Gelar In House Training Geofisika, Fokus pada Peningkatan SDM dan Sistem Peringatan Dini