
Kembali ke Berita Utama
BMKG dan Kementerian PU Perkuat Kolaborasi untuk Ketahanan Air dan Iklim Melalui CoE4WCR
12 October 2025
Kholis Nur Cahyo
Berita Utama

Yogyakarta, 11 Oktober 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkuat langkah strategis dalam menghadapi krisis air dan iklim dengan menggelar rapat pemantauan progres dan penyusunan rencana kegiatan Center of Excellence for Water and Climate Resilience (CoE4WCR) di Balai Teknik Sabo, Yogyakarta.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati didampingi Direktur Informasi Perubahan Iklim BMKG, bersama Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti serta jajaran lintas kementerian dan lembaga yang menjadi mitra pendukung CoE4WCR. Pertemuan tersebut menjadi tindak lanjut konkret dari hasil World Water Forum 2024, yang menetapkan Indonesia sebagai salah satu penggerak utama penguatan ketahanan air global.
Dalam paparannya, Dwikorita menjelaskan bahwa CoE4WCR dirancang sebagai wadah kolaboratif lintas sektor untuk mengintegrasikan riset, kebijakan, dan data sumber daya air nasional. “Perubahan iklim yang semakin ekstrem telah mempengaruhi seluruh sistem kehidupan, dan air menjadi sektor yang rentan,” ujarnya. Berdasarkan laporan WMO dan IPCC, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah, dengan anomali suhu global mencapai +1,55°C di atas periode pra-industri.
Lebih lanjut, BMKG mencatat peningkatan suhu nasional sebesar +0,8°C dibandingkan periode iklim 1991–2020. Kenaikan ini berimplikasi pada meningkatnya risiko banjir ekstrem, kekeringan, dan degradasi kualitas air yang berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan energi. “Krisis air bukan sekadar isu lingkungan, tapi sudah menjadi tantangan eksistensial yang membutuhkan koordinasi dan respon nasional yang kuat,” jelas Dwikorita.
Melalui CoE4WCR, BMKG berperan sebagai penghubung (hub) utama berbagai inisiatif yang telah ada—mulai dari lembaga riset, pemerintah daerah, akademisi, hingga mitra internasional—dalam memperkuat kebijakan publik. CoE4WCR juga akan didukung oleh kapasitas Regional Training Centre (InaRTC) BMKG yang diakui oleh WMO, serta jejaring Ocean Teacher Global Academy (OTGA) yang berfokus pada peningkatan kapasitas di bidang kelautan dan iklim.
Rapat ini menghasilkan sejumlah langkah strategis untuk dua tahun ke depan, antara lain pembentukan sekretariat nasional CoE4WCR, penyusunan kerangka regulasi nasional, serta memperluas jangkauan publik melalui situs web, media sosial, dan kegiatan edukatif berbasis masyarakat.
Dengan langkah ini, BMKG terus memperkuat kolaborasi antarinstansi dalam mendukung pengelolaan air yang berkelanjutan. Sinergi nasional yang dibangun melalui CoE4WCR diharapkan dapat memperkuat ketahanan Indonesia menghadapi dampak perubahan iklim yang kian nyata, sekaligus mewujudkan pengelolaan sumber daya air yang tangguh bagi generasi mendatang.