
Kembali ke Berita
Simulasi Gempa Bumi dan Tsunami Digelar di Kawasan The Sanur, Denpasar
28 May 2025
Ayu Isrianti Putri
Berita

Denpasar, 26 Mei 2025 — Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, simulasi gempa bumi dan tsunami digelar pada Senin, 26 Mei 2025 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Sanur, Bali. Kegiatan ini diselenggarakan oleh pihak Hotel Internasional Sanur Indonesia dan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk tim dari BMKG Denpasar sebagai observer.
Simulasi ini bertujuan untuk melatih respons cepat dan terkoordinasi seluruh penghuni kawasan dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami. Tim BMKG yang hadir dalam kegiatan ini terdiri dari I Ketut Sudiarta, Dwi Karyadi Priyanto, I Putu Dedy Pratama, Ni Luh Desi Purnami, dan Ika Sulfiana Putri.
Kegiatan dimulai dengan briefing awal yang dipimpin oleh Chief Security Hotel Internasional Sanur Indonesia, Bapak Sri Widodo, dan diikuti oleh penanggung jawab ruangan, captain floor, serta observer dari BMKG. Simulasi dimulai pukul 09.44 WITA dengan pengumuman awal bahwa kegiatan simulasi akan dilakukan, sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi kepanikan. Pukul 09.45 WITA, sirine tanda gempa berbunyi dan peserta melakukan perlindungan diri di tempat masing-masing. Setelah gempa dinyatakan mereda, peserta diarahkan menuju titik kumpul dengan panduan dari petugas.
Peserta tiba di titik kumpul antara pukul 09.49 hingga 09.52 WITA. Pada pukul 09.47 WITA, BMKG menyampaikan informasi real-time bahwa terjadi gempa magnitudo 8,5 di selatan Bali, diikuti dengan peringatan dini tsunami pada pukul 09.49 WITA. Pengumuman evakuasi pun dilakukan, dan peserta diarahkan menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Bali International Hospital mulai pukul 09.55 WITA. Waktu tempuh peserta menuju TES bervariasi antara 5 hingga 11 menit.
Secara umum, kegiatan simulasi berjalan lancar dan seluruh peserta memahami prosedur evakuasi dengan baik. Pengelola kawasan dinilai telah siap dalam mengoperasikan sistem komunikasi darurat serta menyebarluaskan informasi dari BMKG melalui sistem WRS NewGen dan pusat kendali informasi yang telah tersedia.
Sebagai hasil dari pelaksanaan simulasi ini, disampaikan beberapa catatan dan rekomendasi. Simulasi serupa disarankan untuk dilaksanakan secara rutin agar kesiapsiagaan tetap terjaga dan menjadi budaya di lingkungan kawasan. Diharapkan pada kegiatan berikutnya, keterlibatan tenant dapat diperluas sehingga cakupan simulasi menjadi lebih menyeluruh. Selain itu, ditemukan bahwa beberapa posisi rambu evakuasi kurang strategis atau sulit terlihat, sehingga perlu dilakukan perbaikan atau penyesuaian agar lebih efektif dalam kondisi darurat. Kesiapan sarana dan prasarana juga perlu terus ditingkatkan, termasuk dalam hal pendanaan, guna mendukung pelaksanaan simulasi dalam skala yang lebih besar serta memperkuat sistem evakuasi yang ada.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam memperkuat sinergi antar lembaga, masyarakat, dan pihak pengelola kawasan dalam mendukung literasi serta upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Bali.