
Kembali ke Berita Kegiatan
Mission Explore: Cuaca & Gempabumi ala SD Cikal Amri!
25 November 2025
Annisa Amalia Zahro
Berita Kegiatan

Jakarta, 25 November 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan edukatif dari siswa-siswi SD Cikal Amri. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya BMKG untuk mengenalkan fenomena meteorologi, klimatologi, dan geofisika secara menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda.
Kunjungan dimulai dengan sesi foto bersama di depan Gedung A Kantor Pusat BMKG. Setelah itu, rombongan diarahkan menuju Taman Alat Meteorologi di Jl. Angkasa I, Kemayoran, Jakarta Pusat. Para siswa disambut oleh Ulfa Atika Wulandari yang memperkenalkan berbagai instrumen pemantauan cuaca, seperti sangkar termometer, evaporimeter, campbell stokes, actinograph, serta penakar hujan observasi dan Hellman.
“Sangkar ini berfungsi melindungi termometer agar tidak langsung terpapar panas dari luar, jadi suhunya tidak terpengaruh sinar matahari secara langsung,” jelas Ulfa kepada para siswa.
Misi eksplorasi berlanjut ke Galeri BAIK (Bumi, Atmosfer, Iklim, dan Kualitas Udara). Di sini, siswa kembali diajak mengenal alat-alat pemantau cuaca dan iklim yang digunakan BMKG, serta belajar mengenai siklus hidrologi, perkembangan pengamatan iklim dari masa ke masa, hingga isu pemanasan global.
“Tipping bucket rain gauge adalah alat penakar hujan otomatis yang bekerja dengan menghitung jumlah ayunan ember kecil di dalamnya,” ujar Rendy Artha saat menjelaskan cara kerja alat tersebut.
Setelah mengunjungi galeri, siswa diarahkan menuju Simulator Gempa Bumi, salah satu wahana favorit di BMKG yang menampilkan simulasi guncangan gempa, termasuk gempa kuat yang pernah terjadi di Lombok. Para siswa tampak antusias saat merasakan simulasi secara langsung.
Pada sesi ini, Silvie Farahdilla memberikan penjelasan sederhana mengenai magnitudo gempa kepada siswa.
“Adik-adik, magnitudo itu artinya seberapa kuat gempa. Sedangkan intensitas gempa bisa terasa berbeda-beda tergantung jaraknya. Kalau kita dekat dengan pusat gempa, getarannya terasa lebih kencang. Tapi kalau jauh, gempanya terasa lebih pelan,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan ke Media Center BMKG, dipandu oleh Miftah Fauziah yang akrab disapa Kak Tata. Para siswa menonton video edukasi mitigasi gempa bumi dan tsunami produksi Humas BMKG, yang menyampaikan langkah-langkah penyelamatan diri secara inklusif dan mudah dipahami anak-anak.
Usai menonton video, siswa menerima pemaparan materi dari dua narasumber, yaitu Efa Endang Setiawati dari Direktorat Gempabumi dan Tsunami serta Miftah Ali dari Direktorat Meteorologi Publik. Materi disampaikan secara santai dan interaktif agar mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar.
“Kalau kalian sedang di pantai, lalu air tiba-tiba surut dan terdengar suara gemuruh, kalian harus segera menjauhi pantai. Itu tanda tsunami bisa datang,” tutur Efa dalam penjelasannya.
Rangkaian kegiatan pun ditutup dengan permainan tebak kata yang membuat suasana semakin ceria dan mengembalikan semangat adik-adik.
Kunjungan edukatif ke BMKG ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan serta memperluas wawasan siswa mengenai cuaca, gempa bumi, dan fenomena alam lainnya. Melalui interaksi langsung dengan instrumen, simulasi, dan materi edukasi yang ramah anak, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, kepedulian terhadap lingkungan, serta pemahaman sejak dini mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana.






