Kembali ke Berita Kegiatan

BMKG dan FMI Gelar Workshop Inklusif, Perkuat Akses Informasi Iklim dan Udara untuk Kelompok Rentan

11 November 2025

Linda Juliawanti

Berita Kegiatan

BMKG dan FMI Gelar Workshop Inklusif, Perkuat Akses Informasi Iklim dan Udara untuk Kelompok Rentan

Jakarta, 11 November 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Finnish Meteorological Institute (FMI) menyelenggarakan Workshop “Menjangkau Semua: Mewujudkan Informasi Iklim dan Kualitas Udara yang Inklusif dan Berkesetaraan” di Auditorium BMKG Pusat, Jakarta, Selasa (11/11/2025). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi strategis antara BMKG dan FMI dalam INDFIN Project, yakni proyek kerja sama antara BMKG dan Finlandia yang berlangsung dari 2023-2025. Tujuannya untuk memperkuat akses informasi iklim dan kualitas udara bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

Dalam sambutannya, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko, menekankan pentingnya menjadikan informasi cuaca, iklim, dan kualitas udara sebagai hak dasar masyarakat, terutama di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim.

“Dalam situasi seperti ini, informasi iklim, cuaca, dan kualitas udara bukan lagi sekadar data teknis semata bagi para ahli, tapi telah menjadi hak dasar bagi setiap warga negara. Informasi ini adalah alat atau instrumen perlindungan diri yang dapat menyelamatkan nyawa, menjaga kesehatan, dan membantu masyarakat dalam mengambil keputusan sehari-hari,” ujar Harry.

Ia menambahkan, masih terdapat kesenjangan dalam akses informasi akibat hambatan fisik, bahasa, dan literasi. Melalui kolaborasi dengan FMI, BMKG berupaya menghadirkan informasi yang mudah dipahami, inklusif, dan menjangkau semua kalangan. 

“Kami ingin menjembatani kesenjangan itu. Dengan kegiatan seperti ini, BMKG tidak hanya menyampaikan informasi kepada masyarakat, tetapi juga mendengar langsung dari komunitas,  bagaimana pesan kami bisa tersampaikan lebih efektif,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Hary menyoroti pentingnya prinsip The Last Mile dalam sistem peringatan dini. Menurutnya, keberhasilan sistem peringatan tidak hanya diukur dari sejauh mana pesan dikirimkan, tetapi sejauh mana pesan tersebut diterima, dipahami, dan mampu memicu tindakan nyata di tingkat individu dan komunitas, terutama kelompok masyarakat yang paling rentan.

“Dengan semangat kolaborasi dan inklusivitas, mari kita bersama-sama mewujudkan layanan cuaca, iklim, dan kualitas udara yang benar-benar bermanfaat bagi semua,” tutup Hary saat membuka workshop secara resmi. 

Sementara itu, Head of Unit Finnish Meteorological Institute, Harri Pietarila, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang telah berjalan selama tiga tahun antara FMI dan BMKG.

Ia menilai proyek ini menjadi salah satu bentuk kerja sama yang paling berhasil karena mampu menggabungkan keahlian teknis dan pendekatan sosial dalam penyebarluasan informasi meteorologi dan klimatologi.

“Keahlian kami di bidang meteorologi dan peringatan dini sangat kuat, tetapi kami belajar banyak dari BMKG tentang cara menjangkau masyarakat dan mengubah informasi teknis menjadi pesan yang mudah dipahami,” ujar Harri.

Ia berharap hasil dari workshop ini dapat menjadi fondasi pengembangan layanan iklim dan kualitas udara yang semakin relevan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. 

Workshop ini dihadiri oleh berbagai organisasi dan komunitas, antara lain Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI), Innovation for Indonesian School Children (INOVASI), Save the Children Indonesia, Yayasan SLB Dian Grahita, Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo), Komunitas Penjaga Laut Indonesia, serta Komunitas Kampung Iklim Kemayoran dan EKSATLI.

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok diskusi (breakout session) dengan topik:

  • Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas, berfokus pada format, kanal, dan teknologi penyampaian informasi yang ramah disabilitas.
  • Informasi untuk Perempuan dan Keluarga, menggali kebutuhan dan peran perempuan dalam menghadapi risiko iklim dan polusi udara.
  • Edukasi Iklim dan Udara untuk Anak dan Remaja, membahas metode edukasi yang menarik, partisipatif, dan mudah dipahami.

Hasil dari setiap kelompok kemudian dipresentasikan dalam diskusi pleno untuk merumuskan solusi di tingkat personal, komunitas, hingga kebijakan nasional.  Melalui kegiatan ini, BMKG menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan layanan informasi iklim dan kualitas udara yang berorientasi pada pengguna, dengan memperhatikan prinsip aksesibilitas, kesetaraan, dan inklusivitas.

Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah nyata BMKG dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada aspek aksi iklim (SDG 13) dan pengurangan ketimpangan (SDG 10).

Berita Kegiatan Lainnya

BMKG dan FMI Gelar Workshop Inklusif, Perkuat Akses Informasi Iklim dan Udara untuk Kelompok Rentan

BMKG dan FMI Gelar Workshop Inklusif, Perkuat Akses Informasi Iklim dan Udara untuk Kelompok Rentan

Tingkatkan Kesadaran Bencana, Universitas Pertamina Kunjungi Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG

Tingkatkan Kesadaran Bencana, Universitas Pertamina Kunjungi Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG

Guru MGMP Geografi Kota Bekasi ke BMKG: Tingkatkan Kapasitas Pembelajaran Cuaca, Iklim, Gempa-Tsunami, hingga Sistem Peringatan Dini

Guru MGMP Geografi Kota Bekasi ke BMKG: Tingkatkan Kapasitas Pembelajaran Cuaca, Iklim, Gempa-Tsunami, hingga Sistem Peringatan Dini