Kembali ke Berita Daerah

Integrasikan AI, Machine Learning, dan IoT: BMKG Perkuat Kajian Radon untuk Mitigasi Gempa di Indonesia

23 October 2025

Kholis Nur Cahyo

Berita Daerah

Integrasikan AI, Machine Learning, dan IoT: BMKG Perkuat Kajian Radon untuk Mitigasi Gempa di Indonesia

Sleman, 22 Oktober 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperkuat riset kebencanaan dengan pendekatan lintas-disiplin melalui pemanfaatan teknologi canggih. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dalam kegiatan seminar bertema “Teknologi Deteksi Dini Radiasi NORM/TENORM Berbasis Internet of Things, Machine Learning, dan Artificial Intelligence pada Industri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Mendukung Riset Kegempaan” yang digelar di Stasiun Geofisika Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (22/10/2025).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi BMKG dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dan bertujuan untuk memperkuat riset serta inovasi dalam mendeteksi potensi kegempaan melalui pemantauan radiasi alamiah (NORM/TENORM) di lingkungan industri energi dan sumber daya mineral.

Data Radon untuk Kajian Kegempaan

Kepala Pusat Standardisasi Instrumen MKG – BMKG, Dr. Rahmat Triyono, menjadi salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini. Dalam paparannya berjudul “Data Radon dan Gempabumi Wilayah Jawa untuk Analisis AI”, ia menjelaskan bahwa gas radon—sebagai salah satu unsur radioaktif alamiah—berpotensi menjadi indikator prekursor sebelum terjadinya aktivitas seismik.

“Peningkatan konsentrasi gas radon di tanah atau udara sering kali berhubungan dengan pelepasan energi di sesar aktif. Dengan dukungan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), data radon dapat dianalisis secara real-time dan diintegrasikan dalam sistem riset kegempaan,” ujar Dr. Rahmat.

Selain BMKG, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari BRIN dan UKSW, antara lain:

Prof. Ir. Yohannes Sardjono dan Gede Sutresna Wijaya, M.Eng. (BRIN), yang memaparkan “Modelling Difusi Radon dalam Medium Padat, Cair, dan Udara untuk Kegempaan”;

Prof. Hanna Arini Parhusip dan Dr. Suryasatriya Trihandaru (UKSW), dengan materi “Analisis Kegempaan Radon berbasis AI, ML, dan IoT”;

Dr. Eka Djatnika Nugraha dan Nur Rohim, M.Sc. (BRIN), yang menyampaikan topik “Detektor Radon dan Kalibrasi serta Operation and Maintenance”.

Melalui kolaborasi ini, BMKG berharap dapat mengembangkan instrumen dan sistem pemantauan radiasi yang terintegrasi dengan basis data seismik nasional, untuk memperkuat kemampuan analisis prekursor gempa secara ilmiah dan komprehensif.

BMKG Dorong Transformasi Digital Riset Kegempaan

Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi dalam sambutannya, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret BMKG dalam mentransformasi riset kebencanaan menuju era digital, dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Machine Learning, Artificial Intelligence, dan Internet of Things.

“Kita tidak hanya berbicara tentang peralatan observasi, tetapi juga bagaimana data yang dihasilkan dapat diproses secara cerdas untuk mendukung pengambilan keputusan mitigasi bencana secara cepat dan akurat,” ujarnya.

Seminar ini juga menjadi wadah pertukaran ilmu pengetahuan antara lembaga riset, akademisi, dan praktisi di bidang geofisika serta energi. Dengan dukungan riset berbasis teknologi, BMKG terus berkomitmen untuk memperkuat sistem deteksi dini bencana di Indonesia menuju masyarakat yang tanggap, tangguh, dan siap menghadapi ancaman gempa bumi.

Humas BMKG DIY

Berita Daerah Lainnya

BMKG Laksanakan Pemeliharaan dan Peremajaan Alat Operasional di Daerah, Dukung Optimalisasi Layanan Informasi Cuaca dan Iklim

BMKG Laksanakan Pemeliharaan dan Peremajaan Alat Operasional di Daerah, Dukung Optimalisasi Layanan Informasi Cuaca dan Iklim

27 Atlet BMKG Berpartisipasi Pada PORNAS Korpri 2025 di Palembang

27 Atlet BMKG Berpartisipasi Pada PORNAS Korpri 2025 di Palembang

Takalar Siaga Gempa Bumi, BMKG Bangun Budaya Sadar Bencana lewat Sekolah Lapang

Takalar Siaga Gempa Bumi, BMKG Bangun Budaya Sadar Bencana lewat Sekolah Lapang