
Kembali ke Berita
BMKG Tingkatkan Pemantauan Kegempaan dengan Pemasangan Seismic Borehole di Pulau Sebesi
26 December 2024
Valdez Dwi
Berita

Pulau Sebesi, Lampung Selatan, 25 Desember 2024 – Dalam upaya meningkatkan akurasi pemantauan kegempaan dan mendukung mitigasi bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemasangan perangkat Seismic Borehole di Pulau Sebesi. Langkah strategis ini merupakan bagian dari Indonesia Disaster Resilience Initiative Program (IDRIP), yang bertujuan memperkuat kesiapsiagaan bencana di Indonesia.
Perangkat Seismic Borehole memiliki keistimewaan karena dipasang pada kedalaman tertentu, idealnya hingga mencapai lapisan batuan dasar (engineering bedrock). Teknologi ini memungkinkan gelombang gempa bumi yang direkam relatif lebih bebas dari pengaruh noise lingkungan dan amplifikasi akibat sedimentasi di permukaan tanah. Didukung dengan sistem transmisi data secara real-time, perangkat Seismic Borehole diharapkan mampu menghasilkan rekaman aktivitas gempa yang lebih “jelas” dan akurat dibandingkan perangkat serupa yang dipasang di permukaan.
“Gelombang gempa bumi yang direkam pada kedalaman akan memberikan data yang minim gangguan lokal. Sehingga ini dapat menjadi kunci dalam menganalisis aktivitas seismik dengan lebih baik,” jelas Ardian Yudhi Octantyo, Penanggung Jawab Layanan Informasi Seismologi Teknik BMKG.
Pulau Sebesi dipilih sebagai salah satu lokasi pemasangan perangkat Seismic Borehole karena posisinya yang strategis, dekat dengan Gunung Anak Krakatau dan zona subduksi megathrust di selatan Jawa serta pantai barat Sumatra. Rendahnya aktivitas manusia di pulau ini diharapkan dapat turut mendukung kualitas data yang dihasilkan, karena noise dari aktivitas lingkungan menjadi sangat minim.
“Pulau Sebesi dipandang sebagai wilayah yang strategis untuk memantau aktivitas seismik, terutama aktifitas mikro-seismic, baik yang berasal dari vulkanisme Gunung Anak Krakatau, aktifitas zona subduksi, maupun aktifitas seismik yang bersumber pada patahan / sesar lokal. Data ini sangat penting untuk memahami potensi kegempaan di wilayah sekitarnya,” tambah Ardian.
Proyek ini juga dirancang untuk mendukung pengembangan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi, yang saat ini sedang diuji coba untuk wilayah Pulau Jawa bagian barat dan sebagian wilayah Provinsi Lampung. Data dari perangkat Seismic Borehole akan menjadi komponen penting dalam mendukung sistem ini guna menghasilkan informasi peringatan dini gempabumi yang cepat dan akurat.
Hingga saat ini, BMKG telah mengoperasikan tiga perangkat Seismic Borehole yang berlokasi di Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat; di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat; dan di Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Menyusul kedepannya akan tersedia perangkat Seismic Borehole pada empat lokasi, yaitu Kemayoran (Kota Jakarta Pusat), Lembang (Kabupaten Bandung Barat), Pelabuhan Ratu (Kabupaten Sukabumi), dan Pulau Sebesi (Kabupaten Lampung Selatan). Pemasangan di Pulau Sebesi dijadwalkan selesai pada 2025, bersamaan dengan tiga lokasi lainnya.
BMKG juga merencanakan ekspansi jaringan perangkat Seismic Borehole ke wilayah lain di Indonesia, seperti Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem pemantauan kegempaan secara nasional. “Dengan menambah jaringan perangkat Seismic Borehole, kita dapat memperoleh data rekaman gempa bumi yang lebih baik, yang dapat menjadi referensi bagi analisis parameter gempa bumi dan faktor amplifikasi guncangan gempa bumi pada berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Ardian.
Pemasangan perangkat Seismic Borehole di Pulau Sebesi tidak hanya membantu memantau aktivitas gempa mikro akibat sumber gempabumi tektonik dan vulkanik, tetapi juga memberikan data yang dapat berkontribusi untuk memperbarui model kegempaan. Prof. Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc. pakar rekayasa geoteknik kegempaan dari Universitas Negeri Semarang, menggarisbawahi pentingnya pemasangan Seismik Borehole ini.
“Data yang dihasilkan dari perangkat Seismic Borehole akan sangat spesifik dan akurat, memungkinkan kita memahami aktivitas seismik pada kedalaman tertentu. Ini penting untuk merancang sistem mitigasi yang lebih efektif dan efisien,” ujar Prof. Rini.
BMKG optimistis bahwa pemasangan perangkat Seismic Borehole ini akan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan mitigasi bencana di Indonesia. Dengan data yang lebih akurat, model kegempaan dapat diperbarui, mendukung perencanaan mitigasi yang lebih baik, dan memberikan perlindungan yang lebih optimal bagi masyarakat. Perangkat ini juga diharapkan dapat menjadi referensi utama dalam pemantauan kegempaan nasional.
“Pemasangan Seismic Borehole ini menjadi simbol penting upaya kita untuk memitigasi risiko bencana melalui inovasi teknologi. Dengan kolaborasi yang kuat, kita berharap dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih tangguh terhadap bencana,” tutup Ardian.