Kembali ke Berita

BMKG Tekankan Peran Humas dan Generasi Muda dalam Sosialisasi Perubahan Iklim

24 July 2025

Valdez Dwi

Berita

BMKG Tekankan Peran Humas dan Generasi Muda dalam Sosialisasi Perubahan Iklim

Depok, 23 Juli 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus menguatkan peran strategis kehumasan dalam menghadapi tantangan krisis iklim global. Hal ini ditegaskan Koordinator Bidang Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana, dalam kegiatan Pemusatan Pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Pusat Tahun 2025 yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Pusdiklat Wiladatika, Depok.

Data terbaru dari WMO menunjukkan bahwa 2023 adalah tahun terpanas dalam sejarah, disertai peningkatan ekstrem cuaca dan krisis air. BMKG mencatat dampak langsung di Indonesia, mulai dari penyusutan salju abadi di Puncak Jaya Papua, kekeringan di berbagai wilayah, hingga tekanan terhadap ketahanan pangan. Fenomena ini menguatkan urgensi literasi iklim yang menyasar generasi muda sebagai target utama.

Menurut Taufan, kehumasan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan isu perubahan iklim secara tepat sasaran. Humas BMKG bukan sekadar menyebar data, melainkan mengubah data menjadi narasi yang relevan, mudah dipahami, dan menggerakkan aksi. Lewat kanal digital seperti media sosial, video kampanye, infografis, hingga dialog interaktif, BMKG secara konsisten mengedukasi publik dengan bahasa yang membumi dan berbasis sains.

Dalam paparannya, Taufan menyampaikan bahwa tantangan perubahan iklim bukan hanya urusan para ilmuwan atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pihak—terutama generasi muda. “Ini bukan soal saya. Ini soal kita semua. Soal masa depan Indonesia lima puluh tahun ke depan,” ujarnya.

Ia memaparkan berbagai anomali iklim yang kini nyata dirasakan, suhu global meningkat, salju abadi Puncak Jaya mencair, dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Namun, BMKG juga menekankan bahwa perubahan iklim tidak semata-mata membawa dampak negatif. Misalnya, fenomena La Niña yang memperbanyak curah hujan di wilayah tadah hujan justru membantu sektor pertanian dan memperkuat cadangan air bersih.

Di beberapa negara, pemanasan global bahkan memperpanjang musim tanam dan memungkinkan wilayah dingin menjadi lahan subur baru. “Tugas kita adalah mengenali peluang sekaligus mengantisipasi risikonya,” jelas Taufan. Ia pun mempertegas bahwa di balik tantangan ini ada ruang inovasi dan peluang adaptasi, asalkan ditopang oleh data yang akurat dan komunikasi yang efektif.

Lebih dari itu Ia pun menyoroti ironi keseharian, di tengah kampanye iklim, justru perilaku konsumtif seperti penggunaan AC yang berlebihan jadi penyumbang emisi CO₂ terbesar. Solusinya? Bukan jargon, tapi aksi nyata, efisiensi energi, gaya hidup berkelanjutan, dan pembangunan yang ramah lingkungan.

Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi komunikasi publik BMKG yang terintegrasi, mencakup partisipasi aktif peserta, serta pendekatan lokal yang melibatkan komunitas dan generasi muda.

“Kesadaran tanpa tindakan itu percuma. Tapi tindakan tanpa pengetahuan juga berbahaya. Maka keduanya harus jalan beriringan. Dan kalian—generasi muda—yang harus mulai dari sekarang,” tutup Taufan.

Sebagai penutup, BMKG berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremoni edukatif semata, tetapi menjadi pemantik gerakan yang lebih luas. Sosialisasi ini bukan hanya soal berbagi informasi, tapi tentang membentuk cara berpikir, memicu aksi, dan menciptakan ekosistem masyarakat yang sadar akan mitigasi risiko iklim dan siap beradaptasi.

Berita Lainnya

BMKG Stasiun Geofisika Denpasar dan Wakil Bupati Jembrana, Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana

BMKG Stasiun Geofisika Denpasar dan Wakil Bupati Jembrana, Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana

Jaga Keandalan Data Seismik, BMKG Dorong Optimalisasi Penggunaan Jaringan Gempabumi Kuat

Jaga Keandalan Data Seismik, BMKG Dorong Optimalisasi Penggunaan Jaringan Gempabumi Kuat

Sesar Sumatra Diami Pesisir Bireuen, BMKG Tingkatkan Sadar Bencana melalui SLG

Sesar Sumatra Diami Pesisir Bireuen, BMKG Tingkatkan Sadar Bencana melalui SLG