Kembali ke Berita

BMKG – Bapanas Jalin Kerjasama, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

09 September 2025

Ibrahim

Berita

BMKG – Bapanas Jalin Kerjasama, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Jakarta, 8 September 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Sinergitas Pertukaran dan Pemanfaatan Data dan/atau Informasi dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Penandatanganan berlangsung di Hotel Grand Orchadz Kemayoran, Jakarta, dari pihak BMKg diwakili oleh Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, dan Plt. Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy

Dalam sambutannya, Guswanto menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata komitmen kedua lembaga dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. “Dinamika iklim dan cuaca ekstrem berpengaruh besar terhadap produksi, distribusi, dan stabilitas pangan. Karena itu, data yang akurat, terpercaya, dan tepat waktu sangat krusial untuk mendukung kebijakan berbasis bukti,” ujarnya

Lebih jauh, ia menambahkan, “Kerja sama ini sudah sepatutnya kita lakukan. Perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan tantangan pangan tidak bisa dihadapi oleh satu lembaga saja. Karena itu, kolaborasi dan sinergi adalah kunci untuk menjaga ketahanan pangan, energi, dan sumber daya air yang semakin krusial saat ini. BMKG ibarat sebutir lengkuas dalam masakan, perannya mungkin kecil, tetapi sangat penting untuk memberi rasa dan memastikan hasil yang maksimal.”

Ia juga menekankan keterbukaan BMKG dalam mendukung kerja sama ini. “BMKG dengan senang hati membuka data dan sarana yang dimiliki, mulai dari radar cuaca, stasiun otomatis, hingga sistem pemantauan di laut. Harapannya, data tersebut dapat dimanfaatkan Badan Pangan Nasional untuk menjaga stabilitas harga, rantai pasok pangan, dan analisis ketersediaan pangan. Kami ingin kolaborasi ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi diwujudkan dalam platform bersama yang memberi manfaat nyata bagi ketahanan pangan Indonesia.”

Melalui PKS ini, BMKG akan menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika, seperti prakiraan cuaca harian, mingguan, hingga musiman; historis dan prediksi curah hujan; potensi kekeringan dan banjir; serta laporan perkembangan musim. Data tersebut akan menjadi masukan penting bagi Bapanas dalam menjaga stabilitas pangan, menyusun analisis neraca pangan, hingga memperbarui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) serta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA)

Sebaliknya, BMKG akan menerima data pangan dari Bapanas, meliputi harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen, indeks ketahanan pangan, peta kerawanan pangan, neraca pangan nasional dan wilayah, hingga data cadangan serta distribusi pangan pemerintah. Integrasi kedua jenis data ini diharapkan mampu melahirkan kebijakan pangan yang adaptif, responsif, dan berbasis mitigasi risiko.

Plt. Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menyampaikan bahwa kerja sama ini sejalan dengan amanah Bapanas dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Badan Pangan Nasional memiliki amanah untuk memastikan ketersediaan, stabilisasi pasokan dan harga, serta keterjangkauan pangan pokok bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk BMKG, untuk mengintegrasikan data pangan dengan data meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Kolaborasi ini sangat penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, geopolitik, serta menjaga ketahanan pangan nasional agar stabil dan berkelanjutan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pengurangan food loss dan food waste. “Selain menjaga ketersediaan pangan, kami juga berfokus pada pengurangan food loss dan food waste yang saat ini mencapai 31% dari total produksi. Jika kita bisa menghemat hanya 5% saja, kita bisa mengurangi kebutuhan impor jutaan ton beras. Karena itu, kami mendorong diversifikasi pangan, menghidupkan kembali makanan lokal seperti singkong dan sagu, serta memastikan keamanan pangan di seluruh pasar. Pangan adalah hidup matinya sebuah bangsa—jika pangan bermasalah, maka negara pasti bergejolak,” ujar Sarwo Edhy.

Kerja sama ini juga mencakup peningkatan kapasitas SDM, kajian bersama, pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence, hingga pengembangan sistem peringatan dini pangan berbasis cuaca dan iklim. PKS ini akan berlaku selama tiga tahun sejak ditandatangani.

“Semoga kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia,” tutup Guswanto

Berita Lainnya

BMKG Selenggarakan Pengamatan Gerhana Bulan Total di Labuan Bajo dan Banjarbaru

BMKG Selenggarakan Pengamatan Gerhana Bulan Total di Labuan Bajo dan Banjarbaru

BMKG Lakukan Survei Dampak Komunitas Tsunami Ready di Desa Pengastulan

BMKG Lakukan Survei Dampak Komunitas Tsunami Ready di Desa Pengastulan

BMKG Gelar OJT bagi DGMET Oman, Kuatkan Kerja Sama Mitigasi Tsunami

BMKG Gelar OJT bagi DGMET Oman, Kuatkan Kerja Sama Mitigasi Tsunami