Webinar "Peran Serta Pramuka dalam Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim & Bencana Geo-Hidrometeorologi"

  • Rachmat Hidayat
  • 19 Okt 2021
Webinar "Peran Serta Pramuka dalam Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim & Bencana Geo-Hidrometeorologi"

Jakarta - Senin (19 Oktober 2021) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Pusat Pendidikan Dan Pelatihan dan Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG mengadakan webinar dengan tema "Peran Serta Pramuka dalam Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim & Bencana Geo - Hidrometeorologi" yang diadakan secara virtual.

Dalam kesempatan webinar kali ini dihadiri oleh Mayor Jenderal TNI (MAR) (PURN) Yuniar Ludfi, selaku Wakil Ketua/Ketua Komisi Saka, Sako dan Gugus Darma. Dr. Dodo Gunawan, DEA selaku Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan selaku Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Drs. Maman Sudarisman, DEA selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan, Kadarsah, M. Si., selaku Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim. Lalu ada ??Koordinator Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pusdiklat, Pudji Setiani, M.Si, Dr. Urip Haryoko M. Si selaku Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Miming Saepudin, M. Si, Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Debi Safari, M. Si, Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, dan yang terakhir Ahmad Syaifullah S. E, Sekretaris II DKN Pramuka.

Dalam sambutan pertama, Mayjen Yuniar Ludfi mengatakan bahwa gerakan pramuka memiliki bagian untuk menciptakan dunia yang lebih baik, alam terbuka merupakan tujuan sebenarnya dari Pramuka. Maka pemahaman dalam adaptasi dan mitigasi terhadap iklim dan juga bencana geo-hidrometeorologi merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh para Pramuka. "Gerakan Pramuka juga telah mempunyai satuan yang disebut Pramuka Peduli, didalamnya tersebut ada pramuka peduli lingkungan dan pramuka peduli kemanusiaan. Keduanya berkolaborasi mengambil peran dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan bencana. Untuk berperan secara aktif, Pramuka harus dilatih agar kompeten dalam bidang yang ditangani. Untuk itu, kerja sama dengan berbagai pihak termasuk BMKG tentu sangat diharapkan," tuturnya.

Sambutan selanjutnya diberikan oleh Plt Klimatologi BMKG, Dr. Urip Haryoko, M. Si. yang menjelaskan tujuan dari pelaksanaan webinar, sekaligus secara resmi membuka acara ini. "Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan bencana hidrometeorologi sangat membutuhkan semua elemen masyarakat, termasuk Pramuka yang tidak dapat dipisahkan dengan alam. Adapun tujuan utama webinar merupakan untuk meningkatkan pemahaman dan peran serta Pramuka juga BMKG di lingkup klimatologi, meteorologi dan geofisika dalam edukasi dan literasi," ujarnya.

Miming Saepudin membuka materi pertama yang membahas tentang potensi cuaca ekstrem dan dampak bencana hidrometeorologi di Indonesia. "BMKG memiliki 12 sektor layanan utama, salah satunya fokus kepada penanggulangan bencana yang berjalan dengan sangat baik, kami secara aktif berkoordinasi dan berkolaborasi dengan instansi terkait," paparnya. Beliau melanjutkan materinya dengan memberi pengetahuan umum terkait dengan potensi bencana di Indonesia juga prospek cuaca dan gelombang yang terjadi saat ini. Beliau menambahkan, Pramuka di setiap wilayah Indonesia dapat berkoordinasi langsung dengan Jaringan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG yang ada di tiap provinsi, BMKG akan senantiasa siap dan berpartisipasi dalam setiap upaya mitigasi dan penanggulangan bencana alam.

Selanjutnya materi dilanjutkan oleh Kadarsah yang lebih fokus membahas iklim. "Pada tahun 2019, merupakan total bencana yang sangat besar, lebih dari 3814 bencana. Bencana hidrometeorologi mencakup 98% dari peristiwa tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan terjadi secara jangka panjang," ujarnya. Disamping itu, langkah kongrit adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan oleh siapa saja, sedini mungkin dan sesegera mungkin. Beliau berharap BMKG dan pramuka bisa bergandengan tangan sesuai dengan bidang kejuruan satuan karyanya masing - masing untuk menghadapi fenomena ini.

Paparan selanjutnya dilanjutkan oleh Debi Safari yang spesifik menjelaskan kesiapsiagaan menghadapi gempabumi dan tsunami. Beliau menjelaskan sejarah dan kondisi kegempaan saat ini di Indonesia, juga menambahkan materi apa yang harus dilakukan untuk mencegah bencana ini terjadi. "Kenali lingkungan kita, apakah daerah rawan atau tidak? Berikutnya, buatlah rumah yang tahan gempa, yang ketika menerima guncangan tidak serta merta langsung roboh. Periksa atap dan dinding yang sudah rusak secara berkala, pastikan mereka masih kokoh untuk menghindari bencana yang terjadi. Lalu kita bisa siapkan tas siaga bencana yang berisi kotak P3K, masker, minuman / makanan ringan yang memiliki kadaluarsa yang cukup lama, dan selalu siap untuk mencatat nomor - nomor penting," paparnya. Berikutnya beliau juga menjelaskan apa yang harus dilakukan saat dan setelah bencana gempa terjadi. Jika gempa berlanjut menjadi tsunami, 3 langkah tanggap adalah hal yang harus dilakukan; tanggap gempa, tanggap peringatan, tanggap evakuasi.

Agenda materi terakhir pada webinar ini dipaparkan oleh Ahmad Syaifullah S. E yang memaparkan program dewan kerja nasional untuk meningkatkan peran Pramuka dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan bencana geo-hidrometeorologi. "Teknologi tidak begitu memungkinkan untuk digunakan saat terjadi bencana, sehingga yang sangat berperan di TKP adalah mereka yang mampu secara pengetahuan dan kemampuan bergerak dalam menanggulangi bencana yang dapat menolong orang sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting mencetak kader - kader penanggulangan bencana ini di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya. Beliau menambahkan, adanya harapan besar kepada BMKG jika dapat mewujudkan rencana saka MKG. Akan terdapat banyak manfaat yang akan diberikan kepada pramuka pandega di seluruh Indonesia yaitu bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan bencana.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers