Hari Selasa 26 April 2016 pukul 13:19:55 WIT, wilayah Oksibil, Keerom, dan Papua diguncang gempabumi tektonik dengan kekuatan M=5,5 SR.
Pusat gempabumi terletak pada koordinat 4,44 Lintang Selatan dan 140,25 Bujur Timur tepatnya di darat pada jarak 32 km Baratlaut Pegunungan Bintang-Papua, pada kedalaman hoposenter 111 kilometer.
Gempabumi ini dirasakan di Oksibil III-IV MMI, di Keerom III-IV MMI dan di Jayapura dan Wamena III MMI. Saat guncangan gempabumi terjadi dilaporkan banyak warga masyarakat di Oksibil dan Keerom berhamburan an berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Gempabumi ini ditinjau berdasarkan kedalamannya merupakan gempabumi menengah. Dilihat dari lokasi hiposenternya, gempabumi ini terletak di lajur subduksi di bawah zona Highland Thrust Belt (HTH) daratan Papua, sehingga dugaan kuat bahwa gempabumi ini memang disebabkan oleh aktivitas subduksi di kedalaman menengah.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempanumi ini dipicu oleh penyesaran oblique, yaitu kombinasi antara penyesaran mendatar dan naik dengan dominasi pergerakan naik.
Kondisi tektonik Papua yang aktif dan kompleks ini terjadi akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat hingga tejadi zona konvergensi di Papua.
Pada tanggal 25 Juli 2015, gempabumi tektonik berkekuatan M=7,2 juga mengguncang daerah Mamberamo Raya. Gempabumi ini dirasakan di Jayapura II-III MMI, Sarmi IV MMI, Wamena III MMI, dan Sentani II-III MMI menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Memberamo Raya dan sekitarnya.***