Citeko Bogor - Selasa (26/3), Wilayah Indonesia yang sebagian besar meliputi perairan laut, 62 % merupakan wilayah di permukaan bumi yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Peran penting lautan tercermin melalui berbagai aktivitas yang besar pengaruhnya bagi manusia seperti perikanan, transportasi, budidaya laut, dan pariwisata. Hal ini di sampaikan Deputi Bidang Meteorologi Drs. Mulyono Rahadi Prabowo, MSc saat membuka Pelatihan Teknis Meteorologi Maritim Tahun 2019 di Gedung Serbaguna Citeko.
Sektor tersebut memberikan pengaruh signifikan bagi perekonomian dan keamanaan negara. Urgensi laut bagi kehidupan manusia inilah yang mendorong berbagai pihak untuk terus memberi perhatian, namun kondisi ini belum diimbangi atau didukung oleh adanya informasi meteorologi maritim yang memadai. Untuk itu perlu dilakukan integrase dan penggalian potensi yang terpadu, papar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan melalui pelatihan inilah diharapkan dapat membekali prakirawan meteorologi maritim dalam memahami fenomena meteorologi - oseanografi, serta perkembangan teknologi observasi dan pemodelan oseanografi untuk mendukung tugas prakirawan dalam penyiapan informasi meteorologi maritim yang sesuai standar regulasi internasional WMO No. 558 yang mengatur segala akitivitas dan pedoman dalam melakukan pelayanan meteorologi maritim.
Prabowo menambahkan, Pelatihan Teknis Meteorologi Maritim Tahun 2019 terselenggara atas kerjasama Pusat Meteorologi Maritim bersama Pusdiklat BMKG bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas prakirawan dalam memahami fenomena meteorologi - oseanografi. Sasaran dari pelatihan ini antara lain agar mampu memberikan informasi cuaca dan laut, kalibrasi dan sertifikasi perlengkapan pengamatan cuaca dan kapal, serta dapat memberikan Bimtek kepada awak kapal untuk menunjang masukan data meteorologi.
Sebanyak 30 peserta dari Pusat dan UPT BMKG Daerah yang bertugas di stasiun meteorologi maritim mengikuti Pelatihan Teknis selama 6 hari kedepan dari tanggal 26-31 Maret 2019 dengan kurikulum pembelajaran sebanyak 64 Jam Pembelajaran (JP) yang terbagi menjadi 9 JP untuk agenda sosiokultural dan 45 JP untuk Agenda Teknis.