Hari Rabu, 23 Mei 2018 pukul 02.38.22 WIB, wilayah Samudra Hindia selatan Yogyakarta diguncang gempabumi tektonik. Dalam informasi pendahuluan disebutkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M 5,1 selanjutnya setelah dilakukan analisis pemutakhiran (update) gempabumi ini memiliki magnitudo M 5,0. Episenter terletak pada koordinat 9,43 LS 110,52 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 153 km Baratdaya Pacitan pada kedalaman 24 km.
Dampak gempabumi dilaporkan dirasakan di daerah Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul, dan Bantul dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI). Beberapa warga yang sedang tidak tidur merasakan guncangan lemah gempa ini.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampaknya bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran dengan kombinasi pergerakan naik dan mendatar (oblique thrust fault). Patut disyukuri bahwa hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 04.38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 23 Mei 2018
Plt.Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.