Didik Petani, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Tematik di Subak Delod Sema-Badung

  • Rachmat Hidayat
  • 21 Mei 2022
Didik Petani, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Tematik di Subak Delod Sema-Badung

Badung - Denpasar, Curah hujan merupakan parameter iklim terpenting di Indonesia karena variabilitasnya yang tinggi terhadap ruang dan waktu. Peristiwa iklim ekstrim dikaitkan dengan kekeringan dan banjir, sering mengakibatkan gagal panen. Beberapa upaya antisipasi dalam mengurangi dampak iklim ekstrim telah dilakukan tetapi biasanya difokuskan pada mitigasi kerusakan, bukan tindakan pencegahan.

Melalui Sekolah Lapang Iklim Tematik merupakan kegiatan yang digagas oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan pemanfaatan iklim bagi petani dan penyuluh. Hal ini merupakan upaya untuk mentransfer pengetahuan tentang ilmu iklim dasar kepada para pemangku kepentingan, istilah teknis dalam informasi iklim BMKG diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari yang praktis dan mudah dipahami.

Selain itu SLI Tematik membantu petani untuk memahami informasi iklim (prakiraan) untuk mendukung kegiatan pertanian mereka, terutama dalam menentukan awal tanam dan dalam memilih varietas tanaman yang tepat, berdasarkan variabilitas iklim dan kondisi iklim saat ini.

Kegiatan Sekolah Lapangan Iklim Tematik bertema "Memanfaatkan Informasi Iklim dalam Pertanian Sebagai Bagian dari Adaptasi Perubahan Iklim" di Subak Delod Sema - Badung diikuti 20 orang peserta terdiri dari 15 Petani (kelompok tani unggulan binaan BPTP dan Dinas Pertanian sebagai penghasil benih padi unggul di Kabupaten Badung), 4 Penyuluh Pertanian, dan 1 Petugas Pengendalian Organisme Tumbuhan. dan dibuka oleh Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko mewakili Kepala BMKG, Sabtu (21 Mei 2022).

Menurutnya, Sekolah Lapang Iklim adalah program belajar sambil bekerja sehingga para petani mampu meningkatkan kemampuan dalam melakukan penyesuaian dan adaptasi yang tepat untuk menghadapi resiko cuaca dan iklim ekstrem.

Program ini tidak akan mencapai tujuannya tanpa adanya kemitraan yang baik antara BMKG sebagai Pusat Layanan Meteorologi Nasional, dan Lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Akademisi, Pemerintah Daerah, dan Lembaga Internasional, memastikan bahwa semua yang diperlukan untuk keberhasilan kegiatan ini, sambung Urip.

"Kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam mengantisipasi potensi kerugian dan mengoptimalkan potensi keuntungan, baik bagi pengguna sektoral maupun sektor publik" jelasnya

Dikatakan Urip, Sekolah Lapang Iklim Subak Delod Sema - Badung ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya yang diadakan tahun lalu di Jembrana. Pada kegiatan sebelumnya, BMKG Klimatologi Kabupaten Jembrana bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana melakukan uji coba tiga varietas padi dengan dukungan Automatic Weather Station yang dipasang di lokasi percontohan.

Meskipun jumlah bangunan di sekitar persawahan terus meningkat dari tahun ke tahun, yang mempengaruhi Sasih (kalender tanaman tradisional Bali), antusiasme petani di Subak Delod Sema tetap dipertahankan, paparnya

Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan untuk memilih Sekolah Lapangan Iklim tematik di Subak. Program ini bertujuan untuk mendukung kegiatan pertanian di Subak Delod Sema dengan bantuan teknologi informasi prakiraan iklim BMKG sebagai alternatif dasar pengambilan keputusan rencana aksi adaptasi pertanian. Selain itu, BPTP juga mendukung penanaman padi multivarietas yang terdiri dari Inpari 32 dan Inpari 33, ujar

kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan catatan terkait benih padi unggul sesuai dengan musim tanam dan kondisi iklim pada masa tanam. Sementara itu, secara praktis, petani di Subak diharapkan dapat memanfaatkan informasi iklim dari BMKG sebagai alternatif perhitungan musim tanam berbasis kearifan lokal Sasih untuk hasil pertanian yang lebih optimal.

Dengan demikian, pengembangan kegiatan Sekolah Lapang Iklim Tematik di Subak Delod Sema ke depan diharapkan dapat mendukung program ketahanan pangan di Kabupaten Badung pada khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya, tutupnya.

Adapun Materi yang diberikan dalam SLI Tematik antara lain Pemahaman tentang cuaca dan iklim; Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengamatan cuaca dan iklim; Pengelolaan sumber daya air melalui praktik "Subak" ; dan Adopsi dan kelanjutan pengetahuan kearifan lokal tentang praktik penanggalan tanam "Sasih".

Kegiatan SLI atau Climate Field School (CFS) ini di hadiri Direktur Layanan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Dr. Johan Stander, Kepala Pusat Studi Teknologi Pertanian Bali, Dr. Drh. I Made Rai Yasa, MP. Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Mengwi I Made Raka, Kapus Informasi Iklim Terapan, Kepala Balai Wil. III Denpasar beserta jajaran Pejabat di lingkungan Balai Wilayah III.

Gempabumi Terkini

  • 18 April 2024, 13:03:40 WIB
  • 3.9
  • 18 km
  • 0.69 LS - 133.53 BT
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →

Siaran Pers