Kembali ke Siaran Pers

Penjelasan Terkait Gempabumi Tolikara Papua Berkekuatan M=5.6

16 May 2018

Pusat Gempa Nasional

Siaran Pers

Penjelasan Terkait Gempabumi Tolikara Papua Berkekuatan M=5.6

Hari Rabu, 16 Mei 2018, pukul 09.12.16 WIB, wilayah Kabupaten Tolikara dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi berkekuatan M=5,6. Episenter terletak pada koordinat 3,7 LS dan 138,63 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 29 km arah tenggara Kota Geloko, Kabupaten Tolikara, Propinsi Papua pada kedalaman 88 km.

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Wamena II SIG-BMKG (III-IV MMI), Nabire, Genyem dan Timika II SIG-BMKG (III MMI), Sentani I SIG-BMKG (II MMI). Guncangan gempabumi ini cukup kuat dan dirasakan oleh orang banyak.

Jika ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas deformasi kerak bumi pada zona Western (Papua) Fold dan Thrust Belt (WFTB). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi terjadi dipicu oleh adanya defornasi batuan dalam arah mendatar (strike slip).

Hingga pukul 09.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***

Jakarta, 16 Mei 2018

Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG

Drs. BAMBANG S.P., M.Si.

Siaran Pers Lainnya

BMKG Apresiasi Inisiatif UGM dan Telkom, untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami Nasional

BMKG Apresiasi Inisiatif UGM dan Telkom, untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami Nasional

Kepala BMKG Tegaskan Komitmen STMKG Cetak SDM Unggul Berdaya Saing Global di Hadapan Komisi V DPR RI

Kepala BMKG Tegaskan Komitmen STMKG Cetak SDM Unggul Berdaya Saing Global di Hadapan Komisi V DPR RI

Krisis Air dan Ketahanan Pangan di Indonesia: BMKG Sebut Restorasi Sungai dan Pemanenan Air Hujan sebagai Solusi Strategis

Krisis Air dan Ketahanan Pangan di Indonesia: BMKG Sebut Restorasi Sungai dan Pemanenan Air Hujan sebagai Solusi Strategis