
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 11–17 Oktober 2024: Waspada Potensi Hujan Sedang hingga Lebat pada Masa Peralihan di Beberapa Wilayah!
11 October 2024
Nurul Izzah Fitria
Prospek Cuaca Mingguan

Waspada Potensi Hujan Sedang hingga Lebat pada Masa Peralihan di Beberapa Wilayah
Beberapa minggu terakhir sejumlah wilayah di Indonesia mengalami cuaca terik yang membuat aktivitas terutama di luar ruangan menjadi tidak nyaman. Meskipun demikian, di beberapa wilayah hujan masih kerap turun secara sporadis. Hal ini merupakan ciri khas dari peralihan musim. Hujan di periode ini sering kali bersifat lokal dan tidak merata, dengan intensitas yang bervariasi antara sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Selama peralihan musim ini, kondisi atmosfer cenderung menjadi labil dibanding musim kemarau, sehingga meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB). Awan-awan ini bisa memicu cuaca ekstrem, seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es di wilayah dan pada kondisi tertentu.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada menghadapi cuaca yang terik dan potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi kapan saja dan mungkin disertai petir serta angin kencang.
Informasi Terkini
Analisis dan pantauan BMKG bahwa dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah Indonesia masih cukup tinggi. Tercatat hujan dengan intensitas ekstrem (>150 mm/hari), sangat lebat (100-150 mm/hari) dan lebat (50-100 mm/hari) terjadi pada tanggal 04 Oktober 2024 di Stasiun Meteorologi Minangkabau – Sumatera Barat (141 mm/hari), Stasiun Klimatologi Jawa Barat (90 mm/hari), Stasiun Meteorologi Tebelia – Sintang (71 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Mozes Kilangin – Mimika (59 mm/hari). Pada tanggal 5 Oktober 2024 di AWS Atang Sanjaya – Bogor (106 mm/hari), Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien – Aceh (100 mm/hari), Stasiun Meteorologi Torea – Papua Barat (81 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Maritim Belawan – Sumatera Utara (80 mm/hari). Pada tanggal 6 Oktober 2024 di Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh – Kalimantan Barat (137 mm/hari), Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi – Sulawesi Utara (77 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Patimura – Maluku (60 mm/hari). Selain itu tanggal 7 Oktober 2024 di Stasiun Meteorologi Juwata – Kalimantan Utara (84 mm/hari), Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto – Kalimantan Timur (77 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Karel Sadsuitubun – Maluku (72 mm/hari). Tanggal 8 Oktober 2024 di Stasiun Meteorologi Tanah Merah – Papua Selatan (57 mm/hari). Serta tanggal 9 Oktober 2024 di Stasiun Meteorologi Fl Tobing – Sumatra Utara (69 mm/hari), Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien Nagan Raya – Aceh (59 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah – Maluku Utara (51 mm/hari).
Kondisi Dinamika Atmosfer
Dalam skala global, nilai IOD, SOI, dan Nino 3.4 tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Selain itu, MJO berada pada fase 3 Netral (Indian Ocean) yang menunjukkan kurang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan dalam sepekan ke depan. Sementara untuk aktivitas gelombang atmosfer Kelvin terpantau di sebagian wilayah Sumatra Barat, Jambi, dan Pulau Jawa untuk sepekan kedepan. Faktor-faktor ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.
Sirkulasi siklonik terpantau di Perairan barat Sumatera Barat, Laut Natuna, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Selat Makassar, dan Samudera Pasifik sebelah timur Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Perairan barat Sumatera Barat, pesisir barat Aceh, pesisir barat Sumatera Utara, pesisir barat Sumatera Barat, Selat Makassar, Laut Natuna, dan di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina. Daerah konvergensi lainnya juga memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, perairan utara Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat daya, dan Papua Barat. Selain itu terdapat daerah pertemuan angin (konfluensi) yang terdapat di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Sumatera bagian tengah, Laut Natuna, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, pesisir timur Kalimantan Timur, Papua bagian tengah, dan Samudera Pasifik sebelah timur Filipina. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi/konfluensi tersebut.
Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Peringatan Dini
Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 11 – 17 Oktober 2024, berupa:
Potensi Hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- Jawa Bara
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
Potensi Angin Kencang di
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Lampung
- Jawa Barat
- DI Yogyakarta
- NTT
- Sulawesi Selatan
- Papua Selatan
Himbauan kepada Masyarakat
- Tidak panik menghadapi cuaca terik dan tetap menjaga hidrasi dengan banyak minum air.
- Tetap tenang dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
- Jaga kebersihan lingkungan dan waspadai daerah rawan longsor dan banjir.
- Waspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
- Selalu update informasi cuaca dari BMKG melalui website, media sosial, aplikasi, atau menghubungi kantor BMKG terdekat.
Dengan memahami dan mengikuti informasi serta himbauan ini, kita dapat lebih siap menghadapi cuaca yang berubah-ubah selama masa peralihan musim.
(Informasi ini telah diperbarui pada 10 Oktober 2024, 15.35 WIB)
Pusat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.