
Kembali ke Berita Utama
Respon Cepat! BMKG Dukung Operasi Modifikasi Cuaca pada Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek
04 March 2025
Dian Endah
Berita Utama

Jakarta, 04 Maret 2024 – Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor hingga jembatan yang terputus di beberapa wilayah Jabodetabek. Sebagai upaya dalam pengendalian banjir di wilayah Jabodetabek, BNPB menggelar rapat koordinasi secara daring yang dihadiri oleh Menko PMK, Kepala BMKG, Kepala BASARNAS, Kalaksa BPBD dan Pemerintah Daerah se-Jabodetabek, pada Selasa (4/3).
Dalam rapat ini seluruh Kalaksa BPBD se-Jabodetabek menyampaikan laporan singkat terkait kondisi wilayah yang terdampak banjir, tanah longsor dan jembatan yang terputus serta langkah-langkah apa saja yang telah dilaksanakan dalam menangani korban bencana, seperti evakuasi warga ke tempat pengungsian dengan perahu karet dan pemberian bantuan lain seperti makanan siap saji, paket kids wear, air mineral, family kids, dll.
Pada kesempatannya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan update hasil analisis peringatan dini cuaca ekstrim yang menunjukkan tren puncak hujan akan terjadi pada dasarian ke-2 di bulan Maret, “Update hasil analisis utk 10 hr ke 2 dan ke 3 di bulan Maret, tren puncaknya di 10 hari ke 2, mulai tanggal 11-20 Maret. Curah hujan yang tertinggi yang hijau tua mencapai 300mm dalam 10 hari. Makin muda masih tinggi, yang kuning menengah 100mm dalam 10 hari, ini termasuk potensi ekstrim terutama yang hijau, dan hijau ini masih dipuncak sehingga ke arah atas, nanti akan menggelontornya ke bawah meskipun yang di bawah kuning sampai coklat kategorinya menengah masih 10mm dalam 10 hari”, jelas Dwikorita.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto terus berkoordinasi dengan BPBD dan Pemerintah Daerah dalam memantau kondisi terkini untuk menetapkan langkah yang dilakukan agar pengendalian banjir dapat segera teratasi, “Yang kami laksanakan rata-rata semuanya melakukan tanggap darurat. Jadi, yang menjadi pokok perhatian kami dengan pemerintah daerah yaitu evakuasi di masyarakat kami pastikan hari ini mudah-mudahan sudah semakin baik dan logistik kami yakinkan untuk terpenuhi, OMC kami laksanakan sampai tgl 8, kami akan dorong alat-alat untuk pembersihan atau pompa-pompa supaya air yang tergenang cepat surut dan lingkungan yang kotor menjadi bersih”.
Sebagai penutup, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, menyampaikan arahannya terkait langkah urgensi salah satunya pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam waktu dekat ini, ”Saya ingin menegaskan bahwa kalau bisa OMC bukan hanya dari BNPB tapi juga dari Pemprov, kalau memungkinkan Pemprov menyediakan pendanaan untuk OMC dalam waktu singkat ini, karena Ibu Kepala BMKG sudah menyampaikan ada potensi masih berlanjut hingga seminggu ke depan. Kita mengurangi beban di hulu, terutama di hulu Sungai Ciliwung agar tidak terus menerus ada aliran air yang mengarah ke bawah, jadi kalau ini bisa dikurangi dan menurunkan mendung di laut akan mengurangi beban”, tandas Pratikno.
Dengan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) serta upaya tanggap darurat yang terus diperkuat, diharapkan wilayah Jabodetabek dapat segera pulih dan masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan aman. Kewaspadaan dan kerja sama yang solid akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrim yang masih berpotensi terjadi.