Kembali ke Berita Utama

BMKG Ajak Anak Indonesia Jadi Pelopor Aksi Iklim pada Festival Aksi Generasi Iklim 2025

22 November 2025

Linda Juliawanti

Berita Utama

BMKG Ajak Anak Indonesia Jadi Pelopor Aksi Iklim pada Festival Aksi Generasi Iklim 2025

Jakarta, 22 November 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut mengambil peran dalam memperkuat literasi dan aksi iklim sejak usia dini melalui keikutsertaannya pada Festival Aksi Generasi Iklim 2025 bertema “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi”. Kegiatan yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (22/11/2025), ini menjadi bagian dari peringatan Hari Anak Sedunia 2025 sekaligus puncak kampanye Aksi Generasi Iklim yang sepanjang tahun berlangsung di delapan provinsi. yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan DI Yogyakarta.

Dalam sesi edukatif bersama ratusan peserta, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengajak anak-anak memahami perubahan iklim dan dampaknya yang kian terasa. Ia mencontohkan berbagai fenomena yang semakin sering muncul, seperti banjir, longsor, kekeringan, hingga ancaman gagal panen.

“Adik-adik harus menjadi solusi dari perubahan iklim yang sedang dialami Indonesia. Kita masih punya kesempatan selama mau belajar dan beraksi. Belajar yang rajin, baik ilmu alam, sosial, agama, maupun bahasa, agar kita bisa selamat dari perubahan iklim,” pesan Ardhasena.

Ia juga mengundang peserta untuk melihat langsung proses pemantauan iklim di BMKG, sekaligus menyampaikan apresiasi kepada Save the Children Indonesia dan para mitra yang sejak 2022 konsisten menjalankan kampanye Aksi Generasi Iklim.

“Kita percaya bahwa kita bisa mengatasi perubahan iklim bersama-sama. Kita juga bisa beradaptasi supaya kita selamat dan sejahtera,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, BMKG dan Yayasan Save the Children Indonesia juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Peningkatan Kapasitas Layanan Informasi, Literasi, dan Diseminasi Informasi Iklim dan Cuaca serta Penguatan Aksi Merespon Peringatan Dini Ramah Anak. Perjanjian ini menjadi landasan penguatan kolaborasi kedua lembaga dalam penyediaan informasi iklim, edukasi, serta aksi siaga bencana yang berpihak pada perlindungan anak.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menjelaskan bahwa Aksi Generasi Iklim telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya. Tahun ini, kampanye mengangkat tema “Bersama Menjadi Pelopor Aksi Generasi Iklim” dan menerapkan pendekatan Sekolah Cerdas Iklim di delapan provinsi dari Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Timur.

“Selama kegiatan, kita akan memahami krisis iklim melalui pertunjukan imersif dan mendengarkan langsung penuturan Child Campaigner tentang isu serta aksi yang mereka lakukan di wilayah masing-masing,” ujarnya.

Para Child Campaigner, yakni anak-anak terpilih yang dilatih untuk menjadi duta perubahan iklim di lingkungan mereka, telah aktif mengidentifikasi isu lingkungan di daerahnya sejak Agustus hingga November. Mereka memetakan beragam persoalan, mulai dari krisis air bersih, sampah plastik, banjir, hingga kekeringan, lalu merancang kampanye yang relevan dengan konteks lokal.

Melalui pendekatan “bermain sambil belajar”, mereka menjalankan kegiatan seperti literasi iklim, permainan edukatif, advokasi, serta aksi kreatif seperti Jelajah Sampah, permainan pilah sampah, dan edukasi berbasis LEGO di tingkat SD hingga SMP, sehingga pesan iklim dapat dipahami secara ringan namun bermakna.

Dalam video sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mendorong anak-anak Indonesia untuk menjadi “pahlawan super” bagi bumi yang tengah menghadapi tekanan perubahan iklim.

“Bumi kita ini sedang sedikit sakit. Kadang panas sekali seperti demam, lalu tiba-tiba hujan deras hingga banjir. Bumi butuh pahlawan super, dan pahlawan super itu adalah kalian semua,” ujarnya. Ia mengajak anak-anak melakukan aksi sederhana namun berdampak, seperti mengurangi sampah, menghemat energi, merawat tanaman, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Festival ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh kementerian, lembaga, dan mitra untuk memperkuat literasi, aksi, dan partisipasi anak dalam menghadapi krisis iklim. Peserta juga menerima pengarahan mengenai kebijakan safeguarding, etika penggunaan media sosial, serta panduan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi anak.

Penyelenggaraan Festival Aksi Generasi Iklim 2025 merupakan hasil kolaborasi Kemenko PMK, Kementerian PPPA, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BMKG, serta Save the Children Indonesia, dengan dukungan mitra seperti LEGO Group, BSI Maslahat, Gramedia, Grab Indonesia, dan Cikal.

Ratusan anak dari sekolah formal, sekolah rakyat, pesantren, panti sosial, komunitas lingkungan, dan kelompok relawan muda mengikuti rangkaian kegiatan ini. Mereka berpartisipasi dalam lokakarya, permainan edukatif, serta berbagai aktivitas kreatif yang dirancang untuk menumbuhkan kepedulian dan ketangguhan terhadap isu lingkungan.

Sebagai penutup, para peserta menyaksikan Pertunjukan Teater Multimedia “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi” serta menyampaikan Manifesto Aksi Generasi Iklim 2025 yang menegaskan pentingnya suara dan peran anak dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Berita Utama Lainnya

Siaga Bencana Desa Bena: BMKG Perkuat Aksi Hadapi Risiko Kekeringan dan Perubahan Iklim

Siaga Bencana Desa Bena: BMKG Perkuat Aksi Hadapi Risiko Kekeringan dan Perubahan Iklim

Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) 2025 di Medan, BMKG dan Pemkot Medan Perkuat Budaya Siaga Bencana

Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) 2025 di Medan, BMKG dan Pemkot Medan Perkuat Budaya Siaga Bencana

BMKG dan Kementerian Pertanian Perkuat Sinergi Data Iklim dan Teknologi Cuaca untuk Ketahanan Pangan Nasional

BMKG dan Kementerian Pertanian Perkuat Sinergi Data Iklim dan Teknologi Cuaca untuk Ketahanan Pangan Nasional