Jakarta, 31 Juli 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meresmikan Galeri B.A.I.K. (Bumi, Atmosfer, Iklim, dan Kualitas Udara) yang berlokasi di Gedung B, Kantor Pusat BMKG. Peresmian ini dihadiri oleh Kepala BMKG, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama, Pejabat Fungsional Utama, tamu undangan dari Balai Besar MKG Wilayah II, STMKG, UPT BMKG di sekitar Jabodetabek, serta seluruh pegawai Kedeputian Bidang Klimatologi.

Acara ini menjadi momen penting dalam upaya BMKG memperkuat literasi iklim bagi masyarakat. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam sambutannya menegaskan bahwa pemahaman terhadap iklim tidak hanya penting bagi ketahanan lingkungan, tetapi juga berkaitan erat dengan keberlangsungan budaya dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

“Perubahan iklim telah menjadi tantangan yang kompleks bagi harmoni antara iklim dan kehidupan manusia. Beberapa tahun terakhir, petani menghadapi ketidakpastian iklim yang kian tinggi. Ketika suhu udara terus meningkat dan pola hujan bergeser, praktik pertanian dan kearifan lokal seperti pranata mangsa dan subak harus beradaptasi dengan cepat,” ungkapnya.

Dwikorita menjelaskan bahwa budaya yang berpadu dengan ilmu pengetahuan menjadi kunci keberlanjutan peradaban. Data pengamatan dan sains yang akurat mampu menjadi jembatan menuju aksi nyata dalam adaptasi perubahan iklim. Oleh karena itu, Galeri B.A.I.K. hadir sebagai simbol BMKG untuk membawa literasi iklim ke masyarakat.

“Galeri ini bukan sekadar ruang fisik, tetapi ruang edukasi yang menyebarkan pengetahuan iklim berbasis sains dengan sentuhan nilai budaya. Kami ingin mengajak publik untuk menjadikan informasi iklim sebagai bagian dari literasi bangsa. Belajar dari iklim masa lalu, bersiaga untuk iklim saat ini, dan siap untuk iklim masa depan,” imbuhnya.

Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menekankan bahwa Galeri B.A.I.K. merupakan terobosan untuk menghadirkan informasi iklim yang lebih mudah dipahami dan aplikatif.

“Selama ini, informasi iklim sering diidentikkan dengan kabar bencana atau peringatan dini iklim ekstrem. Lewat Galeri B.A.I.K., kami ingin menampilkan sisi lain: bahwa informasi iklim juga bisa menjadi sumber inspirasi, peluang, dan solusi bila dipahami dan dikelola dengan bijak,” ungkap Ardhasena.

Menurutnya, Galeri B.A.I.K. bukan hanya ruang pamer, tetapi juga ruang edukasi, dialog, dan aksi. Di dalamnya, pengunjung bisa menemukan narasi ilmiah yang dikemas interaktif, mulai dari histori pengamatan iklim di Indonesia, istilah-istilah seperti El Niño dan La Niña, hingga contoh kreativitas masyarakat dalam aksi mitigasi dan adaptasi iklim.

“Literasi iklim yang kuat akan melahirkan masyarakat tangguh dan berketahanan iklim. Budaya baru inilah yang ingin kita bangun melalui Galeri B.A.I.K.—budaya memahami, menghargai, dan menjaga iklim,“ jelasnya.

Dengan tagline “Kabar B.A.I.K. dari Iklim Kita”, galeri ini diharapkan menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi, yang mengubah cara masyarakat memandang iklim bukan hanya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai peluang untuk bertindak bijak.

Peresmian diakhiri dengan pengguntingan pita dan kunjungan ke dalam galeri, yang menampilkan instalasi interaktif mengenai iklim, kualitas udara, beserta display peralatan klimatologi. BMKG berharap Galeri B.A.I.K. menjadi jendela pengetahuan baru yang mendorong aksi nyata pengunjung untuk menjaga bumi dan peradaban di masa depan.