
Kembali ke Berita
BMKG Hadiri Rakor Lintas Sektoral, Pastikan Informasi Cuaca Mendukung Kelancaran Mudik
10 March 2025
Fahmi Dendi Saputra
Berita

Jakarta, 10 Maret 2025 – Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, turut serta dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral yang diselenggarakan oleh Polri dalam rangka persiapan mudik Lebaran 2025. Dalam pertemuan ini, BMKG menyampaikan prediksi cuaca dan potensi bencana yang perlu diwaspadai selama periode mudik dan setelah Lebaran. Acara ini digelar di Auditorium STIK, Jakarta Selatan, 10/03.
BMKG memprediksi bahwa pada bulan Maret, curah hujan masih tergolong tinggi hingga sangat tinggi, terutama di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Berdasarkan peta curah hujan bulanan, wilayah dengan warna hijau tua diperkirakan akan mengalami curah hujan lebih dari 500 mm dalam satu bulan. Sementara itu, pada bulan April, curah hujan diperkirakan mengalami penurunan meskipun masih dalam kategori sedang hingga tinggi, berkisar antara 100 hingga 300 mm per bulan.
Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ini. “Kami mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik untuk selalu memantau informasi cuaca terkini. Potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dapat mempengaruhi kelancaran perjalanan,” ujarnya.
BMKG juga menyoroti periode 10 hari terakhir bulan Maret, khususnya dasarian ketiga (21-31 Maret), sebagai masa yang perlu diwaspadai. Pada periode ini, curah hujan di Pulau Jawa masih tergolong tinggi, berkisar antara 200 hingga 300 mm dalam 10 hari. Hal ini menandakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih perlu diwaspadai, meskipun durasi hujan ekstrem diperkirakan lebih singkat saat memasuki bulan April.
Pada tanggal 20-28 Maret, beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara diprediksi akan mengalami hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 mm. Hujan lebat ini dapat menyebabkan jarak pandang terbatas serta meningkatkan risiko banjir dan longsor di beberapa titik rawan.
Menjelang dan pasca-Lebaran, kondisi cuaca diprediksi lebih stabil dengan intensitas hujan yang berkurang. Pada tanggal 27 Maret hingga 2 April, wilayah-wilayah yang sebelumnya mengalami hujan lebat akan beralih ke hujan sedang hingga ringan. Pada 3-9 April, mayoritas wilayah akan mengalami hujan ringan atau gerimis, kecuali Sulawesi Utara dan Gorontalo yang masih berpotensi mengalami hujan lebat.
BMKG juga mengingatkan masyarakat, khususnya yang beraktivitas di pesisir, untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi. Pada bulan Maret, gelombang di Samudera Hindia diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2 meter, sedangkan pada bulan April dapat meningkat hingga 2,5 meter. Selain itu, fenomena Supermoon pada 29 Maret berpotensi menyebabkan banjir rob dengan ketinggian mencapai 1 meter atau lebih, terutama di pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem, BMKG akan terus memberikan peringatan dini yang diperbarui setiap sepekan sebelum kejadian dan ditingkatkan menjadi setiap 3 jam pada hari-hari kritis. Masyarakat diimbau untuk memperhatikan peringatan dini serta menyiapkan langkah antisipasi, seperti jalur evakuasi dan kesiapan infrastruktur drainase.
Selain itu, BMKG menyoroti beberapa jalur rawan longsor seperti jalur Cipularang, kawasan Puncak, dan lereng-lereng pegunungan lainnya yang memerlukan perhatian khusus. Kementerian PUPR juga diharapkan dapat memastikan kesiapan infrastruktur, termasuk underpass di Kulonprogo yang dirancang sebagai mitigasi tsunami, agar dapat berfungsi dengan baik dalam keadaan darurat.
Dengan koordinasi lintas sektoral yang kuat, diharapkan mudik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan aman dan lancar. BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca dan kondisi jalur mudik melalui kanal resmi BMKG.