Kembali ke Berita

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai

07 May 2025

Kholis Nur Cahyo

Berita

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai

Yogyakarta, 7 Mei 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti urgensi pengelolaan sumber daya air secara cerdas dan adaptif dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam acara yang digelar oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) bekerja sama dengan komunitas Gerakan Restorasi Sungai Indonesia (GRSI). Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita hadir secara daring dan menyampaikan terkait perubahan iklim terhadap sumber daya air di Indonesia.

BMKG memaparkan bahwa suhu udara di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari 113 stasiun klimatologi, suhu rata-rata nasional tahun 2024 tercatat sebesar 27,52°C dengan anomali positif sebesar 0,81°C dibandingkan periode klimatologis 1991–2020. “Kenaikan suhu ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi merata di seluruh Indonesia, dan berdampak besar terhadap ketersediaan air permukaan maupun air tanah,” ujar Dwikorita.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa musim kemarau diprediksi akan menjadi semakin kering dalam tiga dekade ke depan, sementara curah hujan di musim hujan justru cenderung meningkat. Ketimpangan ini akan memperbesar risiko bencana hidrometeorologi, baik kekeringan maupun banjir. “Kita harus segera memperkuat strategi adaptasi, salah satunya dengan mengelola sumber daya air secara lebih cerdas melalui restorasi sungai yang berkelanjutan,” imbuhnya.

BMKG juga menekankan pentingnya pemanfaatan informasi iklim secara tepat waktu untuk mendukung perencanaan restorasi dan konservasi sumber daya air. Berbagai layanan prediksi curah hujan bulanan, musiman, serta peringatan dini iklim ekstrem telah disediakan dan dapat diakses publik melalui situs resmi BMKG. Informasi ini juga dapat digunakan untuk menentukan waktu optimal panen air hujan serta mengantisipasi risiko kekeringan dan sedimentasi.

Dalam paparannya, Dwikorita menyampaikan bahwa kolaborasi antarlembaga sangat krusial dalam pengelolaan wilayah sungai. BMKG saat ini telah mengintegrasikan data hidrometeorologi dengan data hidrologi dari Kementerian PUPR dan data hidrogeologi dari Badan Geologi, sehingga analisis prediksi iklim dan air dapat dilakukan secara komprehensif.

Menutup paparannya, Dwikorita menyampaikan harapan agar kolaborasi dan semangat dari komunitas sungai terus mengalir dan meluas dari Sabang sampai Merauke. “Mari kita jaga air, lestarikan hutan, sungai, dan pantai. Jika kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita,” pungkasnya.

Acara ini turut dihadiri oleh lebih dari 80 komunitas lingkungan dari seluruh Indonesia serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan praktisi pengelolaan sumber daya air. BMKG berkomitmen untuk terus mendukung upaya restorasi sungai melalui layanan informasi iklim yang akurat dan tepat guna demi terciptanya ketahanan air dan pangan nasional yang tangguh menghadapi krisis iklim.

Berita Lainnya

Menjelajah Dunia Cuaca dan Gempa: Kunjungan Inspiratif School Of Child ke BMKG

Menjelajah Dunia Cuaca dan Gempa: Kunjungan Inspiratif School Of Child ke BMKG

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai

Stasiun Geofisika Denpasar Gandeng Plastic Bank Kurangi Pencemaran Lingkungan

Stasiun Geofisika Denpasar Gandeng Plastic Bank Kurangi Pencemaran Lingkungan