Wujudkan Masyarakat Siaga Gempabumi dan Tsunami, BMKG Bandung Gelar Sekolah Lapang Geofisika di Pangandaran

  • Hatif Thirafi
  • 22 Mar 2021
Wujudkan Masyarakat Siaga Gempabumi dan Tsunami, BMKG Bandung Gelar Sekolah Lapang Geofisika di Pangandaran

Pangandaran - BMKG Stasiun Geofisika Bandung melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Geofisika di wilayah Pangandaran - Jawa Barat, Senin (22/3/2021).

Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat terkait bencana alam di wilayah Pangandaran terutama bencana gempabumi dan tsunami. Selain itu juga dikarenakan wilayah Pangandaran merupakan wilayah yang termasuk mempunyai potensi tinggi terjadinya gempabumi dan tsunami.

Kegiatan Sekolah Lapang Geofisika ini secara resmi dibuka oleh Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata. Dalam sambutannya Bupati Pangandaran berharap BMKG membantu peningkatan kapasitas masyarakat pangandaran supaya tangguh terhadap bencana alam, khususnya gempabumi dan tsunami. Selain itu Bupati juga berharap BMKG dapat membantu sarana dan prasarana yang diperlukan untuk warning tsunami.

Adapun dalam kegiatan Sekolah Lapang Geofisika tersebut turut hadir Kepala BPBD Provinsi Jabar, Kepala Balai Besar MKG wilayah II Tangerang Selatan, Para Kepala UPT BMKG se Jawa Barat, Kepala SAR Bandung, Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran, Dan LANAL Pangandaran, Dan Polairud Pangandaran, Pimpinan daerah Kecamatan Pangandaran, serta Forum Kebencanaan di wilayah Pangandaran.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat termasuk Pangandaran merupakan wilayah "market bencana" terkait bencana gempabumi dan tsunami. Teguh Rahayu menambahkan bahwa BMKG Bandung akan terus ambil bagian dalam peningkatan kapasitas masyarakat Jawa Barat termasuk masyarakat Pangandaran melalui edukasi, simulasi, peningkatan sarana dan prasarana untuk mitigasi.

Masyarakat diajak terlibat langsung memetakan daerah rawan tsunami, letak titik kumpul dan diharapkan masyarakat mempunyai rencana evakuasi , tentunya bersama semua stakeholder yang ada di Pangandaran seperti BPBD Pangandaran, TNI, POLRI, semua stakeholder kebencanaan serta seluruh masyarakat Pangandaran, sehingga masyarakat Pangandaran menjadi masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.

Hal ini disebabkan oleh wilayah Indonesia yang merupakan tempat pertemuan 3 lempeng besar dunia yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik serta Lempeng Indo-Australia. Konsekuensinya adalah wilayah Indonesia menjadi wilayah yang sangat tinggi tingkat aktivitas gempabumi nya.

Termasuk wilayah Jawa Barat, yang berhadapan langsung dengan subduksi selatan Jawa, merupakan yang cukup tinggi aktivitas kegempaannya. Sumber gempabumi di wilayah Jawa terdiri dari dua sumber yaitu di lautan tepatnya di subduksi Selatan Jawa Barat, yang berjarak sekitar 200 km dari pantai. Dan sumber yang kedua adalah sumber gempabumi yang ada didaratan berupa patahan atau sesar. Patahan yang ada di wilayah Jawa Barat ada sekitar 6 buah patahan yaitu, Patahan Citarik, Patahan Cimandiri, Patahan Lembang, Patahan Garsela, Patahan Cipamingkis dan Patahan Baribis. Patahan-patahan tersebut sangat berbahaya karena jaraknya sangat dekat, pusat gempabuminya sangat dangkal, serta diatasnya terdapat aktivitas manusia.

Dalam kegiatan ini, Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata secara simbolis melakukan peletakan batu untuk jalur evakuasi (titik kumpul) di Kantor Desa Pananjung.

Gempabumi Terkini

  • 18 April 2024, 13:03:40 WIB
  • 3.9
  • 18 km
  • 0.69 LS - 133.53 BT
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →

Siaran Pers