Temanggung - Senin (11/3/2019), Stasiun Klimatologi Semarang menyelenggarakan Pembukaan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap 3 yang diselenggarakan dilaksanakan di area persawahan Desa Tegalsari, Kec. Kedu, Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini mengusung tema yaitu "Dengan SLI kita tingkatkan kemampuan petani dalam mengantisipasi iklim ekstrim untuk mendukung ketahanan pangan" khususnya tanaman Padi.
Acara dihadiri oleh Anggota Komisi V DPR RI, Deputi Klimatologi BMKG yang diwakili oleh Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara, Kepala BBMKG Wilayah II yang diwakili oleh Kepala Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Bupati Kabupaten Temanggung Muhammad Al Khadziq, Kadis Pertanian dan Pangan, Dandim Temanggung, Kapolres Temanggung, Camat Kedu, Kepala desa Tegalsari serta para Kepala UPT di Lingkungan BMKG Jawa Tengah. Pada kegiatan kali ini Bupati Kabupaten Temanggung berkesempatan membuka acara SLI.
Dalam sambutannya, Al Khadziq menyatakan siap untuk Kabupaten Temanggung melaksanakan SLI 3. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi petani agar dapat belajar memahami serta mempraktekkan pola tanam yang berhubungan dengan iklim. Harapannya para petani yang telah mengikuti SLI 3 dapat memperoleh hasil panen yang lebih baik dibandingkan dengan petani lainnya. Para peserta pun diharapkan dapat menularkan ilmunya kepada rekan-rekan petani lainnya.
Adapun peserta SLI Tahap 3 sejumlah 25 orang yang terdiri dari 20 orang petani di Kecamatan Kedu, 3 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan 2 orang Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Koramil Kedu.
Kepala Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan, tujuan dari kegiatan sekolah lapang iklim tahap ketiga , yakni meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi iklim di wilayah kerja guna melakukan antisipasi dampak fenomena iklim ekstrem, kegiatan ini bertujuan juga agar petani bisa melakukan adaptasi terhadap usaha pertanian apabila terjadi iklim ekstrim, seperti banjir dan kekeringan . Senin (11/3)
"Melalui kegiatan sekolah lapang iklim ini, BMKG berkeinginan menyosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan para pertanian di Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai pengguna terakhir bernteraksi melalui PPL," katanya.
Ia menambahkan, dari beberapa kegiatan sekolah lapang iklim yang telah dilaksanakan selama satu musim tanam pada beberapa waktu lalu di sejumlah wilayah, secara umum menunjukkan adanya peningkatan sebesar 30 persen dibandingkan dengan rata-rata produksi padi.
Tuban mengatakan, prinsip dari pendidikan sekolah lapang iklim tahap ketiga tersebut, yakni memberikan peran yang seluasnya bagi petani untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu, pengetahuan petani tersebut dipadukan dengan informasi yang diperoleh dari pemandu, dalam rangka mengantisipasi dampak dari iklim ekstrem.
Ia berharap dengan adanya kegiatan tersebut para petani bisa mempraktekan dalam kegiatan di masing-masing kelompok maupun lingkungannya. Selain itu, juga bisa memanfaatkan informasi iklim dan musim dalam menunjang pola tanam.
Kegiatan SLI merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode Belajar Sambil Praktek (Learning by doing). Dimana tahapan belajar sebagai berikut :
Dengan kegiatan SLI, BMKG berkeinginan untuk mensosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia. Kegiatan SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end-user berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan.