Aceh Besar, Maret 2020. Stasiun Geofisika Aceh Besar selalu menjadi primadona akan kunjungan program edukasi dari beberapa lembaga pendidikan baik dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga Universitas. Bahkan baru-baru ini juga mendapat kunjungan dari "NATURAL ACEH" Suatu Lembaga Riset, Pelatihan dan Publikasi Publik (Humanity and nature are one) yang mana dalam rangka pendidikan mitigasi kebencanaan sebuah lembaga filantropi sangat memperhatikan pendidikan yang inklusi bagi para penyandang Disabilitas.
Pasca kejadian gempabumi dan tsunami 2004, masyarakat Aceh khususnya sudah semakin paham akan bagaimana proses kejadian gempabumi dan tsunami serta penyebabnya dan langkah langkah apa yang harus dilakukan, "Sebelum, Saat, Setelah" gempabumi terjadi. Dengan kemampuan SDM Sasiun Geofisika Aceh Besar yaitu para lulusan STMKG milenial yang saat ini juga sedang melanjutkan jenjang pendidikan S2 bahkan S3 di UNSYIAH (Universitas Syiah Kuala) Banda Aceh tentu sudah sangat terlatih apa yang harus mereka lakukan saat mendapatkan kunjungan dari beberapa lembaga pendidikan bahkan rekan rekan media.
Para pegawai memberikan edukasi, memperkenalkan tentang beberapa peralatan yang ada seperti pengolah data gempabumi SeisComp3, peralatan Teropong yang berfungsi untuk pengamatan benda langit seperti saat penentuan Hilal di bulan Ramadhan dan penentuan 1 Syawal, serta peralatan pendeteksi petir juga beberapa peralatan lainnnya.
Beberapa anak didik sangat antusias saat para pegawai menyampaikan materi, bahkan Stasiun Geofisika Aceh Besar tidak pernah sepi dari mahasiwa-mahasiswi yang akan melakukan praktek lapangan dalam rangka menyelesaikan tugas matakuliah PKL atau SKRIPSI.