Lampung - Stasiun Geofisika Kotabumi Lampung menyelenggarakan Sekolah Lapang Geofisika (SLG) bertema "Membangun Masyarakat Pandeglang Tanggap Gempa dan Tangguh Tsunami" di Kalianda, Lampung pada Senin (15/7). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan potensi gempa dan tsunami serta pemahaman mengenai informasi gempa dan peringatan dini tsunami.
Sebanyak 50 peserta mewakili dinas/instansi di lingkup Pemkab Lampung Selatan, Polri, TNI, Rapi, Awak media massa, dan nelayan. Acara yang mengambil tempat di Aula Legundi Hotel Grand ELTY Krakatoa Nirwana Resort ini dibuka secara resmi oleh Deputi Geofisika BMKG, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M. Eng.
Dalam sambutannya Sadly menyampaikan terimakasih kepada tamu dan peserta SLG yang telah hadir di Kalianda-Kabupaten Lampung Selatan. "BMKG berharap kegiatan ini terus berlanjut dan bisa diakomodir oleh pemerintah daerah di Lampung Selatan dan sekitarnya karena tugas kita bersama memberikan keamanan sekaligus edukasi kepada masyarakat," tambahnya.
Sadly juga mengatakan bahwa mengambil pelajaran dari Tsunami senyap pada Desember tahun lalu, diharapkan Kabupaten Pandeglang akan menjadi role model wilayah tanggap bencana.
Acara juga dihadiri oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setkab Lampung Selatan, Supriyanto S.Sos, MM. Dalam kesempatan itu Supriyanto menjelaskan bahwa sistem peringatan dini tsunami yang dibangun merupakan sistem yang berbasis gempa tektonik. Pelajaran dari peristiwa tsunami Selat Sunda adalah perlunya sistem peringatan dini tsunami akibat peristiwa nonseismik, seperti aktivitas gunung api di laut.
Supriyanto meyakinkan kepada seluruh peserta, bahwa Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia saat ini merupakan sistem yang baik dan diakui untuk menjadi Tsunami Service Provider untuk wilayah Indian Ocean. Meskipun demikian, bagaimanapun baiknya sistem yang dibangun, kemampuan masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri perlu dibangun agar siaga menghadapi gempa dan tsunami.
Pada kesempatan sebelumnya, disampaikan pula oleh Kepala Stasiun Geofisika Kotabumi Anton Sugiharto, S. Kom, bahwa pelaksanaan kegiatan ini juga bertujuan agar peserta memiliki ketrampilan sejak dini dalam menyelamatkan diri saat terjadi gempa dan tsunami serta menularkan ketrampilan tersebut ke masyarakat yang lain.