Jakarta, Kamis (25/04) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan 29 siswa dan 3 guru SMP Damian Bandung. Tujuan kunjungan untuk menambah pengetahuan dan sebagai bekal positif bagi siswa mengenai meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Mengawali kegiatan, siswa diajak mengunjungi Museum Geofisika. Siswa mendapat penjelasan tentang beragam alat pencatat gempa bumi diantaranya Seismograf Wiechert vertical dan horizontal dan Seismograf Broadband. Para siswa pun antusias ketika dikenalkan tahun pembuatan dan fungsinya. Selain itu, di Museum Geofisika juga memiliki jam bandul.
Kunjungan dilanjutkan dengan berkeliling ke Taman Alat Meteorologi. Di taman ini, dijumpai beragam peralatan yang digunakan oleh BMKG untuk mengukur komponen cuaca. Siswa mendapatkan penjelasan mengenai fungsi setiap alat cuaca serta cara penggunaan. Yang menarik, ada Sangkar Meteorologi. Dinamakan sangkar karena bentuknya seperti sangkar burung. Di dalam Sangkar Meteorologi terdapat alat untuk mengukur suhu udara.
Setelah berkeliling Taman Alat Meteorologi, siswa beralih menuju Simulator Gempa Bumi. Siswa berkesempatan mencoba alat simulator dan seolah-olah merasakan guncangan gempa bumi Lombok dengan magnitudo 7.0. Guncangan gempa bumi diatur mulai dari jarak terjauh dari pusat gempa hingga jarak terdekat dengan pusat gempa.
Siswa juga diberikan paparan tentang cuaca, gempa bumi dan tsunami di Ruang Media Center. Narasumber pertama Petugas Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Syafira Ajeng Aristy. Ia menjelaskan mengenai karakteristik gempa bumi serta dampak yang ditimbulkan. Syafira juga menjelaskan mengenai asal-usul kata tsunami dan proses terjadinya, serta sistem peringatan dini ketika bencana tersebut terjadi sehingga nantinya dapat meminimalisir korban jiwa.
Narasumber kedua Petugas Tim Produksi dan Diseminasi Cuaca BMKG, Jaler Gumawang. Ia menyampaikan informasi terkait unsur-unsur cuaca serta tugas dan fungsi dari seorang prakirawan cuaca. "Proses pembuatan informasi cuaca nantinya akan disampaikan kepada masyarakat melalui website dan aplikasi Info BMKG," tambah Jaler.
Lalu Siswa diajak ke ruang Climate Early Warning System (CEWS). Petugas Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Mugni Hadi Hariadi menjelaskan mengenai iklim serta prakiraan musim. Di akhir kunjungan, siswa diajak bertemu dan berdialog dengan Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan.
Ardhasena berpesan kepada siswa SMP Damian Bandung, bahwa pembelajaran di sekolah seperti matematika, kimia, fisika dan geografi akan sangat berguna bagi siswa yang ingin berkarier di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. "Kita harus menyadari dibalik Indonesia yang kaya akan sumber daya, kita juga harus berdamai dengan konsekuensi potensi bencananya," tandas Ardhasena.