Kegiatan fase 2 ini merupakan lanjutan dari fase pertama yang telah berakhir pada tahun 2015 lalu. Pelaksanaan kegiatan fase II ini dilaksanakan untuk mendukung konektivitas, penguatan layanan cuaca dan iklim dalam berbagai sektor diantaranya ketahanan pangan, energi, industri maritim, keamanan, transportasi laut maupun penerbangan yang pada akhirnya memberikan dampak pada pertumbuhan PDB nasional.
Setelah rapat dibuka oleh Settama, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi yang dipimpin Deputi Bidang Klimatologi, Drs. Rahadi Mulyono Prabowo, M.Sc. Dalam paparannya beliau menjelaskan ``Kegiatan strengthening ini memiliki tujuan Nasional dan internasional. Secara internasional strengthening bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai kewenangan memberikan informasi meteorologi maritim pada global maritime distress and safety system (GMDSS) serta berkontribusi dalam pertukaran data observasi kelautan dunia pada global ocean observing system (GOOS) melalui peningkatan jaringan pengamatan meteorologi maritim di wilayah perairan Indonesia``.
``Sedangkan secara nasional kegiatan strengthening ini bertujuan untuk memperkuat sistem peringatan dini cuaca laut melalui peningkatan jaringan pengamatan meteorologi maritim untuk mendukung keselamatan dan efisiensi berbagai aktivitas kelautan nasional, kemudian peningkatan akurasi informasi dan peringatan dini cuaca laut melalui implementasi sistem prediksi yang berbasis pada dampak, serta peningkatan disseminasi dan sosialisasi layanan informasi meteorologi maritim``, Ujar Prabowo
Usai paparan dari Deputi bidang Klimatologi, acara dilanjutkan dengan diskusi dengan moderator Kepala Pusat Meteorologi Maritim Nelly Florida Riama, M.Si dan diikuti oleh beberapa K/L terkait seperti Bappenas, Pushidros TNI-AL, Basarnas, BPKP,BPPT, BNPB, LAPAN, BIG, PELNI, SKK Miga, LKPP,ASDP, KKP,Kemenko Maritim, Balitbang Kementerian Pertanian, DJA, Kemenhub, Bakamla.