Polandia, (11/12) Sekolah Lapang Iklim BMKG untuk Petani dan Nelayan menjadi alternatif solusi untuk peningkatan climate literacy, sebagai salah satu program BMKG yang melibatkan langsung masyarakat untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim.Hal ini disampaikan dalam UNFCCC/COP24 di Katowice Polandia, saat Kepala BMKG,Dr.Dwikorita Karnawati menjadi pembicara pada sesi Talkshow Connecting People to Climate Action di Paviliun Indonesia, Rabu 12 Des 2018.
Sebelumnya , Dwikorita menjadi pembicara di Paviliun Indonesia pada Kongres Perubahan Iklim (COP 24), Katowice - Polandia, pada rangkaian kegiatan Ocean Day pada Special Session on Smart and Innovative Solutions on Climate Change.
Dwikorita mengutarakan pentingnya pengamatan meteorologi maritim dalam mendukung mitigasi perubahan iklim dan peran Indonesia (BMKG) dalam pengamatan oseanografi global.
Selain mengisi di Paviliun Indonesia, tim BMKG juga mengisi sesi di Paviliun IPCC-WMO mengenai Cataloguing High Impact Events.
Pada kesempatan ini. Kabid Litbang Klimatologi BMKG, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan berbicara tentang upaya nasional-regional-dan-global dalam mengelola informasi cuaca dan iklim ekstrim termasuk dampak kebencanaannya dalam rangka mendukung Sendai Framework dan Warsaw Mechanism on Loss and Damages.
Selama mengikuti rangkaian acara COP 24, Kepala BMKG yang didampingi oleh Kapusmet Publik dan Kabid Litbang Klimatologi juga melalukan beberapa pertemuan, diantaranya dengan Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman, Permanent Repreaentative (PR) Vanuatu untuk WMO, Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Sekretaris Pertama PTRI Jenewa dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP.