Sleman - Stasiun Geofisika Sleman melaksanakan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tsunami Ready Kabupaten Bantul pada Selasa (21/3/2023). Digelar di Aula Balai Desa Srigading, acara ini dihadiri oleh Tim Review Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Lurah Srigading, serta perwakilan dari setiap kalurahan, BPBD Bantul, dan Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 3 dan 4. Kegiatan ini diselenggarakan untuk meninjau kesiapan kalurahan terpilih di Bantul dalam Persiapan Pengakuan di tingkat Nasional.
Terdapat lima desa atau kalurahan yang dilibatkan, di antaranya adalah Kalurahan Parangtritis, Kalurahan Tirtohargo, Kalurahan Srigading, Kalurahan Gadingsari, dan Kalurahan Poncosari. Lima kalurahan tersebut akan dievaluasi oleh Tim BMKG Pusat untuk dilihat kesiapannya sebagai kalurahan tangguh tsunami. Dalam kesempatan ini, kalurahan yang hadir mengirimkan perwakilan dari beberapa komunitas seperti FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana), Linmas (Perlindungan Masyarakat) serta Jogoboyo (Perangkat desa di bidang keamanan), sebagai komunitas yang aktif dalam Kegiatan Tsunami Ready.
Tsunami Ready Community merupakan program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berdasarkan 12 indikator yang telah ditetapkan UNESCO-IOC. Indikator tersebut wajib dimiliki setiap Kalurahan sebagai bekal kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik pihak pemerintahan maupun masyarakat menuju zero victim.
Hal ini juga turut disampaikan Lurah Srigading, Prabawa Suganda dalam sambutannya saat membuka kegiatan monitoring dan evaluasi secara resmi. Menurutnya, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan secara mandiri, khususnya masyarakat di wilayah Srigading. "Masyarakat di wilayah kami harus menumbuhkan kesiapsiagaan mereka terhadap bencana, mengingat Kalurahan Srigading merupakan salah satu kalurahan yang masuk dalam klasifikasi zona merah rendaman tsunami. Karena itu, kami pun memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini," tuturnya.
Sejalan dengan hal tersebut, salah satu perwakilan dari BPBD Bantul turut menyampaikan sambutannya dengan memberikan apresiasi atas antusiasme dan kemauan yang kuat setiap kalurahan dalam mewujudkan kalurahan tangguh tsunami. "Apresiasi tertinggi kami berikan kepada lima desa yang sudah bersemangat untuk mengusulkan dan mempersiapkan kalurahannya menjadi kalurahan tangguh Tsunami," pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan meninjau kondisi lapangan pada kelima desa yang diajukan dengan memeriksa rambu evakuasi, titik kumpul, jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir serta meninjau sarana dan prasarana Pos SAR di Pantai Parangtritis. Melalui kegiatan ini diharapkan setiap desa dapat menindaklanjuti hasil tinjauan dari BMKG Pusat agar dilakukan verifikasi lapangan oleh tim NTRB.(*)