Maluku, Senin, 22 Februari 2021 BMKG Provinsi Maluku melakukan kunjungan ke Komando Resort Militer(KOREM) 151 Binaiya dalam rangka menjalin koordinasi dalam hal kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami.
Hal ini dilakukan mengingat tingginya potensi bencana di Wilayah Maluku. Kegiatan ini dihadiri oleh Herlambang Hudha, S.Si, M.Sc selaku Kepala Stasiun Geofisika yang juga Koordinator BMKG Maluku, pimpinan dari UPT Stasiun BMKG se Maluku antara lain Kamari, SP, MM (Kasmet Pattimura Ambon), Ashar, S.Kom (Kasmar Ambon), Daniel B. Kusumo, MM (Kasklim Seram Bagian Barat), Eddy Fautngilyanan (Kasmet Namlea), Cipta Utama, S.Si (Kasmet Geser), Roland Manuputy, SE (Kasubag TU Stageof Ambon), Andi Azhar Rusdin, S.Si, M.Sc. (Koord. Datin Stageof Ambon) , Wilhelmina Paays, S.ST (Koord. Obs Stamet Pattimura Ambon). Para pimpinan BMKG Maluku disambut langsung oleh Komandan Resort Militer (danrem) 151 Binaiya Brigjen Arnold A. P. Ritiauw,Kepala Staf Korem (Kasrem) Letkol Inf Prabowo Setiaji serta para perwira tinggi lingkup Korem 151 Binaiya. Dalam pertemuan ini juga dihadiri para pengurus KNPI, HMI dan DAMKI Maluku.
Pada pertemuan tersebut Danrem Brigjen Arnold A. P. Ritiauw mengucapkan terimakasih atas kunjungan audiensi yang dilakukan oleh para pimpinan BMKG Maluku. Pertemuan ini merupakan pertemuan perdana selama beliau menjadi danrem sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Beliau mengatakan bahwa informasi-informasi dari BMKG sangat mendukung aktifitas para pasukan yang sedang menjalankan tugas menjaga keamanan NKRI.
Salah satunya informasi cuaca yang sangat menentukan pola pergerakan pasukannya di lapangan. Terkait sangat pentingnya informasi MKG untuk Korem 151 Binaiya, Herlambang Hudha selaku koordinator BMKG Maluku menyebutkan bahwa Maluku memiliki tingkat ancaman bencana yang sangat besar, aktivitas kegempaan sangat tinggi mengingat adanya zona subduksi yang memanjang melintasi utara pulau seram melingkar ke timurmaluku hingga ke selatan sampai ke Maluku Barat Daya sehingga kita perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana tersebut. Herlambang Hudha juga memaparkan tentang rencana penambahan 2 (dua) unit sensor di wilayah malukuyaitu di Maluku Barat Daya sebagai bentuk mitigasi BMKG atas bencana gempa bumi dan tsunami. Kewaspadaan terhadap bencana gempabumi dan tsunami tersebut juga didasari oleh kejadian gempa bumi Ambon Kairatu September 2019 dan kejadian tsunami di Hila dengan ketinngian tsunami mencapai100 meter pada tahun 1674.
Kamari selaku Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menambahkan bahwa kondisi geografis dan topografi di Maluku sangat berpengaruh dalam dinamika atmosfer dalam hal ini pembentukan awan dsb. Namun kata beliau BMKG Maluku dalam hal ini Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon selalu memberikan informasi-informasi terupdate terkait perkembangan cuaca di Wilayah Maluku bahkan peringatan dini hujan lebat dan angin kencang tingkat kecamatan juga diinformasikan satu dua jam sebelum kejadian. Dalam sesi penutup audiensi ini baik BMKGMaluku maupun Korem 151 Binaiya kembali saling mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan. Korem mengapresiasi BMKG yang sudah sigap dalam memberi peringatan dini dan informasi kebencanaandan sebaliknya BMKG juga mengapresiasi kinerja TNI yang sudah saling bahu membahu membantu di setiap kejadian bencana di Indonesia terutama kejadian seperti banjir bandang Sentani dan kejadian gempa bumi di Majene beberapa waktu lalu. Harapan kedepannya kerjasama antara BMKG dan Korem dapat ditingkatkan hinggat tingkat kodim, koramil hingga babinsa yang nantinya sangat membantu penyebarluasan informasi MKG dari UPT BMKG terdekat.