Kilas Balik Kondisi Cuaca, Iklim dan Kegempabumian Tahun 2016 dan Tinjauan Iklim Tahun 2017 Di Sulawesi Selatan

  • Rachmat Hidayat
  • 23 Jan 2017
Kilas Balik Kondisi Cuaca, Iklim dan Kegempabumian Tahun 2016 dan Tinjauan Iklim Tahun 2017 Di Sulawesi Selatan

Makassar - Senin (23/1/2017) BBMKG Wilayah IV Makassar mengadakan Press Conference dengan tema Kilas Balik kejadian cuaca, iklim, dan kegempabumian tahun 2016 dan tinjauan iklim tahun 2017 Wilayah Sulawesi Selatan, penjelasan didepan puluhan media massa cetak, elektronik, dan online, disampaikan oleh Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar A. Fachri Radjab, S.Si, M.Si.

Disampaikan bahwa pada tahun 2016 lalu di Wilayah Sulawesi Selatan banyak rangkaian kejadian dan peristiwa yang menjadi pusat perhatian pemerintah dan masyarakat Sulawesi Selatan, seperti kejadian bencana hidrometeorologi datang menyapa seperti banjir, tanah longsor, hujan lebat disertai angin kencang, angin putting beliung dan gelombang tinggi (ekstrim).

Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, mengungkapkan bahwa secara umum, kondisi musim tahun 2016 di Sulawesi Selatan lebih basah dibandingkan tahun 2015, hal ini dapat dilihat dari Hari Tanpa Hujan (HTH) tahun 2015 yang lebih panjang dibanding HTH tahun 2016. Curah hujan tahunan tertinggi tahun 2016 terjadi di Leang tanduk, Toraja Utara sebesar 5.279 mm dan curah hujan tahunan terendah terjadi di Barombong, Makassar sebesar 881 mm.

Suhu maksimum tertinggi pada tahun 2016 terjadi di Camming Kab. Bone pada tanggal 12 Januari dengan suhu 36,6°c, dan suhu minimum terendah terjadi di Bandara Pongtiku Kab. Tana Toraja pada tanggal 12 Agustus dengan suhu 13,2°C.

Dalam hal kejadian gempa bumi, sepanjang tahun 2016 gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Selatan bukan merupakan gempa bumi merusak. Namun demikian, hal ini bukan berarti bahwa gempa bumi merusak tidak bisa terjadi di Sulawesi Selatan, gempa bumi merusak mungkin saja terjadi. Jumlah kejadian gempa bumi di Sulawesi Selatan sepanjang tahun 2016 tercatat 168 kali kejadian dengan 5 kejadian gempa bumi yang dirasakan.

Kondisi yang disampaikan di atas, dapat memberikan gambaran tingkat kerentanan Sulawesi Selatan terhadap cuaca, iklim dan kegempaan. Bencana yang terjadi diakibatkan oleh kondisi tersebut berdampak pada berhentinya aktivitas ekonomi produktif, kerusakan hasil-hasil pembangunan dan korban kerugian lainnya, termasuk manusia. Tingkat kerentanan diharapkan dapat diantisipasi untuk memitigasi dan menekan korban serta kerugian yang lebih besar dihari-hari mendatang seiring dengan upaya pembangunan yang sedang dilakukan.

Gempabumi Terkini

  • 13 Oktober 2024, 21:59:02 WIB
  • 3.9
  • 22 km
  • 9.59 LS - 117.51 BT
  • Pusat gempa berada di Laut 118 km tenggara Sumbawa Barat
  • Dirasakan (Skala MMI): II Sumbawa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di Laut 118 km tenggara Sumbawa Barat
  • Dirasakan (Skala MMI): II Sumbawa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers