Kaleidoskop Iklim Tahun 2017 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

  • Ayu Isrianti Putri
  • 02 Jan 2018
Kaleidoskop Iklim Tahun 2017 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mataram-NTB (28/12/2017), Memasuki akhir tahun 2017, LPP RRI (Radio Republik Indonesia) Mataram mengundang Stasiun Klimatologi Lombok Barat sebagai Koordinator BMKG - NTB untuk menjadi Narasumber dalam Dialog interaktif dalam rangka memberikan informasi yang Cepat, Tepat, Akurat, Luas dan Mudah Dipahami kepada publik dengan topik "Kaleidoskop Iklim Tahun 2017 di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Perubahan Iklim". Sebagai narasumber Made Dwi Jendra P., M.Si mewakili Kepala Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Hamdan Nurdin selaku Prakirawan Iklim Prov. NTB dan didampingi APIKI (Asosiasi Ahli Perubahan Iklim) Prov NTB yaitu Dr. Markum, M.Si selaku Ketua APIKI Prov. NTB yang dipandu oleh penyiar RRI Mataram Agus Santosa.

Dalam kesempatan Made Dwi Jendra menyampaikan beberapa poin terkait fenomena ENSO dan iklim NTB dimana ENSO berada dalam kondisi Netral mulai Juni - Oktober 2017, yang kemudian di akhir mempunyai potensi La Nina dengan intensitas Lemah. Sepanjang tahun 2017 bencana hidrometeorologi yang sering terjadi seperti banjir, kekeringan dan tanah longsor mempunyai frekuensi kejadian terbesar, lanjutnya. Banjir mempunyai ekspektasi yang cukup besar selama tahun 2017 di Prov. NTB, dimana kejadian selama setahun mencapai 28 Kali, frekuensi tersebut menurut Jendra lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kejadian di periode 2000-2016 berdasarkan data dari BPBD Prov. NTB.

Made Dwi Jendra melanjutkan dengan menjelaskan terkait Musim Kemarau Tahun 2017 secara umum lebih panjang dibandingkan normal nya dengan sifat musim Atas Normal (AN) disamping itu Curah Hujan Tahunan selama Tahun 2017 secara umumnya berada dalam kisaran Normal jika dibandingkan Normalnya.

Markum selaku Ketua APIKI Prov. NTB menyampaikan bahwa informasi iklim yang telah dikeluarkan oleh BMKG dalam hal ini Stasiun Klimatologi Lombok Barat sangat bermanfaat dengan desiminasi melalui Media Sosial baik Whatsapp untuk menunjang kegiatan kami di beberapa penilitian baik itu kehutanan maupun pertanian. Dalam hal ini kami sebagai pengguna informasi merasa BMKG hadir konsisten dengan Semboyan nya yaitu Cepat, Akurat, Luas dan Mudah dipahami, sambungnya.

Disamping itu Markum juga menyampaikan bahwa APIKI hadir di NTB merupakan suatu wadah positif untuk mengumpulkan para ahli terkait perubahan dari segala latar belakang pendidikan.

Hamdan Nurdin juga ikut menambahkan beberapa hasil analisis dimana curah hujan harian ekstrim selama tahun 2017 kerap terjadi diwilayah NTB dimana tercatat nilai tertinggi di wilayah Kecamatan Pringgasela, Kab. Lombok Timur sebesar 285 mm/hari pada tanggal 7 Oktober 2017. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi di Stasiun Meteorologi Sumbawa sebesar 37.20C dan suhu udara minimum terendah tercatat di Stasiun Klimatologi Lombok Barat sebesar 22.0 0C, tandasnya.

Hamdan menyampaikan bahwa hingga Awal Desember 2017 angin barat sudah mulai konsistem melalui daerah NTB dan hampir seluruh Wilayah NTB yang telah memasuki Musim Hujan. Selanjutnya Kondisi SST perairan disekitar NTB selama tahun 2017 dalam Keadaan Netral-Hangat.

Pada akhir acara dialog pagi Made Dwi Jendra memberikan himbauan kepada pendengar RRI Mataram, mengingat NTB sudah memasuki Musim Hujan 2017/2018 dan akan menghadapai Puncak Musim Hujan yang secara rata-rata pada Bulan Januari 2018, dengan himbauan antara lain :

  1. Untuk Masyrakat yang tinggal diwilayah lereng atau perbukitan mewaspadai terjadi tanah longsor
  2. Untuk Masyarakat yang berada didaerah dataran rendah untuk mewaspadai potensi banjir
  3. Masyarakat yang beraktifitas di alam terbuka untuk mewaspadai potensi terjadinya Petir..
  4. Masyarakat Nelayan Pesisir dan Jasa penyebrangan untuk mewaspadai potensi Gelombang Tinggi sebagai dampak potensi peningkatan kecepatan angin.

Gempabumi Terkini

  • 23 April 2024, 23:48:15 WIB
  • 3.9
  • 10 km
  • 0.82 LS - 127.39 BT
  • Pusat gempa berada di Laut 23 Km Barat Daya Labuha
  • Dirasakan (Skala MMI): III Labuha
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di Laut 23 Km Barat Daya Labuha
  • Dirasakan (Skala MMI): III Labuha
  • Selengkapnya →

Siaran Pers