Hari Kamis, 15 November 2018, pukul 00.23.28 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,3. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,59 LS dan 115,38 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 104 km arah selatan Kota Denpasar, Provinsi Bali pada kedalaman 38 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Tabanan,Karangasem, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat III-IV MMI, Gianyar, Klungkung, Nusadua, Legian, dan Sumbawa III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 00.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 15 November 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.