Jakarta - Selasa (26/11), Kedeputian Meteorologi Pusat Meteorologi Penerbangan Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Penerbangan menggelar Focus Group Discussion mengangkat Tema "Penyusunan Dokumen Strategi Observasi Meteorologi, Klimatologi, dan Lingkungan di Indonesia dalam Kerangka WIGOS" di Orchardz Hotel Industri dalam rangka penyusunan dokumen rencana penerapan Implementasi WIGOS di Indonesia.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan menyampaikan bahwa sebagai tindak lanjut dari rekomendasi FGD yang telah diinisiasi pada tahun 2018 oleh Pusat Meteorologi Penerbangan, telah terbentuk tim task force yang terdiri dari perwakilan dari unit eselon II terkait. Sejak terbentuk, tim ini telah melaksanakan diskusi dan pertemuan, dengan fokus pada penyusunan draft dokumen National Observation Strategy (NOS) sebagai Dokumen Strategi Observasi Meteorologi, Klimatologi, dan Lingkungan di Indonesia dalam Kerangka WIGOS. Pada kesempatan FGD kali ini, diharapkan adanya masukan lebih kongkrit kepada task force terutama terkait rencana aksi sebagai Implementation Plan dalam rangka kesiapan WIGOS.
FGD yang dibuka oleh Deputi Bidang Meteorologi Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc dan dihadiri oleh Deputi Bidang Inskalrekjarkom Dr. Widada Sulitya, DEA, Deputi Bidang Klimatologi Drs. Herizal, M.Si, para pejabat Eselon II dan III di Kedeputian Meteorologi, Kedeputian Klimatologi dan Kedeputian Inskalrekjarkom serta Kepala UPT Sejabodetabek.
Deputi Bidang Meteorologi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesiapan Indonesia dalam mengimplementasikan WIGOS per 1 Juni 2019 baru mencapai 42%. Salah satu kriteria kesiapan yang belum ada adalah Implementation Plan. Dengan adanya dokumen Implementation Plan dan tindak lanjut dari rencana aksi pada dokumen tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi WIGOS.
Beliau juga menyampaikan bahwa BMKG sebagai anggota WMO diharapkan menjadi integrator kunci, dengan memperkuat sistem pengamatan yang sudah dimiliki BMKG sesuai dengan Peraturan Teknis WMO, dan dengan membangun kemitraan secara nasional berdasarkan pengalaman yang telah didapat, pemrosesan dan penyebaran data pengamatan untuk tujuan pemantauan dan prediksi lingkungan, tutupnya.
Dokumen National Observation Strategy (NOS) ini disusun dengan mengacu pada Rencana Induk MKG 2017 - 2041, namun tetap bersifat umum tidak hanya untuk internal BMKG saja, paparnya. Ruang lingkup dokumen ini, yaitu:
Di bagian akhir dokumen ini memuat rencana aksi yang harus ditindaklanjuti oleh masing-masing unit kerja terkait di BMKG.
FGD ini menghasilkan rekomendasi antara lain: