Jakarta - Dalam rangka menghadapi musim kemarau 2021, Kedeputian bidang Klimatologi BMKG menggelar "National Climate Forum" (NCF) atau Forum Iklim Nasional yang berlangsung secara virtual pada Kamis 18 Maret 2021. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan "National Climate Expert Forum" (NCEF) yang diselenggarakan pada 12 Maret 2021 yang lalu. Berbeda dengan forum NCEF yang mempertemukan ahli-ahi iklim dari berbagai Lembaga dan universitas, forum NCF ini mempertemukan berbagai pengguna informasi iklim lintas sectoral dan menjadi media bagi BMKG untuk mensosialisasikan informasi prakiraan musim 2021.
Pada NCF kali ini, dipaparkan beberapa materi khusus seperti materi "Memahami Istilah Teknis Cuaca dan Iklim", yang bertujuan untuk membumikan istilah-istilah yang bersifat teknis supaya lebih mudah dipahami, kemudian materi "Perkembangan La Nina 2020/2021 dan dampaknya terhadap Musim Kemarau 2021", yang ditujukan untuk mengupas kondisi terkini dan prakiraan dinamika laut-atmosfer. Sebagai inti kegiatan, materi "Prakiraan Musim Kemarau 2021" juga dipaparkan dilengkapi dengan materi "Potensi Penyimpangan Iklim Global 2021" yang menjelaskan kepada public tentang konsep ketidak-pastian dalam prakiraan ENSO.
Dalam kegiatan ini turut hadir perwakilan dari Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Badan Urusan Logistik (Bulog), Bank Indonesia (BI), Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dit PKHL KLHK), BNPB, Pusdatin Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BGRM), Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan UPT BMKG Seluruh Indonesia.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, dalam arahan pada sesi pembukaan mengingatkan pentingnya informasi iklim untuk mendukung program perencanaan dan kesejahteraan nasional, serta antisipasi pengurangan resiko bencana. Diharapkan forum NCF ini dapat menjadi ajang diskusi yang aktif agar hal-hal yang kurang difahami oleh stakeholder pengguna informasi dapat dijelaskan oleh para narasumber.
Paparan pertama diawali oleh Siswanto, M.Sc sebagai subkoordinator Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara yang menyampaikan pentingnya bagi para pengguna informasi iklim BMKG memahami istilah-istilah yang dipakai BMKG seperti misalnya istilah "Dasarian, Bulanan, Zona Musim (ZOM), Non Zona Musim (Non ZOM) Awal Musim, Puncak Musim, Sifat Musim serta berbagai kategorinya, Monsun, ENSO" dan beberapa istilah teknis lainnya. Selanjutnya narasumber kedua ada Dr. Amsari yang memaparkan status terkini perkembangan La Nina serta dampaknya terhadap Musim Kemarau 2021.
Berikutnya, tahapan pembuatan prakiraan musim kemarau 2021 disampaikan oleh Adi Ripaldi, M.Si selaku narasumber ketiga yang juga menjelaskan tentang prakiraan awal musim kemarau, sifat musim kemarau dan puncak musim kemarau. Sebagai narasumber ke-4, berikutnya ada Supari PhD yang menjelaskan tentang potensi penyimpangan iklim global 2021 dan tingginya ketidakpastian iklim global jika diprediksi pada bulan Maret ini karena tingkat akurasi prakiraan ENSO pada bulan Februari-Maret-April tidak cukup tinggi. Oleh karena itu, Supari menekankan bahwa penting bagi pengguna informasi iklim untuk selalu mengikuti pemutakhiran informasi iklim dari BMKG.
Acara ditutup oleh Dr. Dodo Gunawan selaku kepala pusat Informasi Perubahan Iklim yang menegaskan kesiapan BMKG untuk memberikan layanan atau penjelasan lebih detail apabila sektor-sektor terkait memerlukan layanan yang spesifik.