Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan delegasi dari National Disaster Management Authority (NDMA) Maldives, Maldives Meteorological Service and Ministry of Construction and Infrastructure. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari konsep operasional, teknologi dan metode yang digunakan BMKG dalam membangun sistem peringatan dini tsunami.
Rombongan disambut hangat oleh Kepala Pusat Gempa Bumi, Daryono. Kegiatan dimulai dengan beberapa pemaparan, seperti sistem monitoring gempa, prosesing gempa, dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami, serta edukasi mitigasi gempabumi dan tsunami dalam Sekolah Lapang Gempa (SLG) dan Tsunami Ready (TR) oleh Tim Pusat Gempabumi dan Tsunami.
Setelah bertukar cenderamata, kegiatan dilanjutkan dengan Tour of Fascility dengan melakukan kunjungan ke ruang operasional InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning Syatem). Di sini, delegasi NDMA Maldives mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai operasional InaTEWS dalam monitoring gempa dan memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia, ASEAN dan Samudra Hindia.
Selanjutnya, rombongan diajak mengunjungi Meteorology Early Warning System (MEWS) dan Climate Early Warning System (CEWS) milik BMKG. Di kedua fasilitas ini, para delegasi melihat langsung berbagai alat yang digunakan untuk memonitor kondisi cuaca dan iklim. Mereka juga mendapat penjelasan tentang bagaimana data yang dikumpulkan oleh alat-alat tersebut digunakan untuk membuat prakiraan cuaca dan peringatan dini yang akurat.
Delegasi NDMA Maldives aktif berdiskusi dengan para ahli BMKG mengenai tantangan dan strategi dalam mitigasi bencana di masing-masing negara. Diskusi ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara kedua pihak dan meningkatkan kapasitas NDMA Maldives dalam menghadapi bencana alam di wilayah mereka.
Kunjungan edukatif ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi delegasi NDMA Maldives, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi internasional yang lebih erat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Diharapkan, melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman ini, kedua negara dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap bencana alam di masa mendatang.