Pasuruan, 30 Agustus 2024 - Stasiun Geofisika Pasuruan memberikan literasi mitigasi gempa bumi di Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur. Untuk meningkatkan pemahaman tentang gempa bumi, Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo bekerja sama dengan Stasiun Geofisika Pasuruan untuk memberikan edukasi kepada manajemen rumah sakit.
Acara ini digelar pada 29 Agustus 2024 dan diikuti oleh sekitar 289 peserta, termasuk direktur RS, dokter, perawat, bidan, apoteker, keamanan, farmasi, manajemen, verifikator/asuransi center, IT, ATEM, IPSRS, pendaftaran, CSSD & laundry, laboratorium, gizi, rekam medis, dan perlengkapan umum.
Acara dibuka oleh Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo, dr. Ifit Bagus Apriantono, yang dalam sambutannya menyambut baik kolaborasi ini untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang kebencanaan hidrometeorologi dan gempa bumi bagi pegawai rumah sakit. Selanjutnya, Kepala Stasiun Geofisika Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan, juga menyampaikan terima kasih atas kolaborasi ini dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin.
Diharapkan acara ini dapat meningkatkan pemahaman pegawai, perawat, dan keamanan dalam menghadapi gempa bumi, serta mengurangi risiko dampak gempa bumi dan tsunami.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi tentang bencana hidrometeorologi dan gempa bumi. Pada sesi hidrometeorologi, dibahas isu-isu terkini mengenai cuaca, iklim, dan potensi bencana terkait hidrometeorologi. Materi gempa bumi meliputi potensi bencana di Jawa Timur, ancaman megathrust yang sedang viral, serta kesiapsiagaan gempa bumi sebelum, saat, dan setelah bencana, khususnya terkait kesiapsiagaan Rumah Sakit Prima Husada dalam menghadapi gempa bumi.
Setelah materi, dilakukan simulasi yang dimulai dengan bunyi sirine sebagai tanda adanya guncangan gempa bumi. Dalam simulasi tersebut, para pegawai telah diberikan tugas yang jelas, termasuk penggunaan helm sesuai fungsinya: helm merah untuk petugas pengendali api, helm kuning untuk petugas pengaman alat medis, helm biru untuk petugas evakuasi pasien, dan helm putih untuk petugas pengaman dokumen.
Hasil evaluasi simulasi menunjukkan bahwa staf telah menunjukkan kinerja yang baik dalam melaksanakan prosedur evakuasi, dengan semua pasien berhasil dipindahkan ke lokasi aman dalam waktu yang ditentukan. Sistem komunikasi darurat berfungsi efektif, memungkinkan penyampaian informasi yang cepat dan jelas. Koordinasi antara tim internal dan eksternal berjalan lancar dengan respons cepat terhadap kebutuhan tambahan.
Namun, beberapa jalur evakuasi menunjukkan kemacetan yang menghambat proses pemindahan pasien, sehingga diperlukan perbaikan dalam penataan jalur dan penyusunan rute evakuasi. Latihan lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan respons staf dalam menghadapi situasi darurat yang lebih kompleks.
Simulasi gempa bumi di Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo memberikan wawasan berharga tentang kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana alam gempa bumi. Meskipun banyak aspek berjalan dengan baik, terdapat beberapa area yang memerlukan perhatian dan perbaikan lebih lanjut. Rencana tanggap darurat akan diperbarui berdasarkan temuan simulasi ini, dengan penekanan pada perbaikan jalur evakuasi, pemindahan peralatan medis, dan pelatihan staf yang lebih intensif.