Cianjur - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melakukan survey untuk tracing jejak patahan dan pengukuran retakan di lokasi yang diperkirakan sebagai epicenter gempa bumi Cianjur, (5-8 Desember 2022).
Survey dilakukan selama 3 hari dan difokuskan dibeberapa wilayah antara lain Desa Sarampad, Talaga, Cijedil, dan Cibulakan. Berdasarkan hasil survey lapangan surface rupture (rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor dan kerusakan lahan teridentifikasi bahwa arah surface rupture yang diduga sebagai jurus patahan menunjukkan arah sesuai focal mechanism gempabumi, yaitu berarah N 347°E.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan jika gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang. Patahan tersebut membentang sepanjang 9 Kilometer melintasi sembilan desa di dua kecamatan.
"Sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 6 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. 2 desa di Kecamatan Pacet yaitu Desa Ciherang, Desa Ciputri. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala BMKG bertemu dengan Bupati Cianjur untuk menyampaikan Rekomendasi Kelayakan Lahan Hunian Tetap (Huntap) yang dievaluasi BMKG berdasarkan jenis dan kondisi tanah, jarak lokasi lahan terhadap episenter, tingkat guncangan tanah dalam skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang terukur dari jaringan accelerograph dan nilai percepatan tanah maksimum (Peak Ground Acceleration).
Dwikorita juga melakukan pendampingan kunjungan Presiden Joko Widodo hari Kamis (08/12/2022) bersama MenkoPMK, Menteri PUPR, Kepala BNPB, Gubernur Jabar dan Bupati Cianjur untuk menemui para pengungsi dan menyerahkan bantuan stimulan rumah kepada warga bencana gempabumi Cianjur.