Padang Panjang, Sabtu (23/03), bertepatan di Hari Meteorologi Dunia ke-69, Stasiun Geofisika Padang Panjang menerima kunjungan edukasi 333 siswa yang berasal dari SMP Frater Kota Padang sebanyak 142 siswa serta 8 orang guru pendamping dan SD IT Cahaya Hati Kota Pariaman sebanyak 191 siswa beserta 30 Guru pendamping. Rombongan disambut oleh Kepala Sesi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Padang Panjang. Siswa-siswi dibagi menjadi dua sesi dalam pelaksanaannya.
Sesi pertama adalah SMP Frater yang dilaksanakan pada pukul 9.00-11.30 WIB. Kunjungan edukasi diawali dengan mendengarkan penjelasan mengenai gempabumi dan potensi gempabumi diwilayah Sumatera Barat disampaikan oleh Kepala Seksi Data dan Informasi, Ma'muri.S.Si,MTI. Setelah mendapat penjelasan siswa-siswi diajak berdiskusi dan tanya jawab. Selanjutnya siswa-siswi dibagi dua kelompok, kelompok pertama mengunjungi Ruang Operasional PGR VI untuk melihat dan mengetahui cara kerja peralatan geofisika yang disampaikan oleh Fitri Angriyani. Kelompok dua diajak untuk mengunjungi taman alat untuk melihat peralatan meteorologi dan klimatologi serta cara kerja peralatan yang disampaikan oleh Maulita Aristya Firmantari dan Yeni Kurniawati. Siswa-siswi diperbolehkan melihat secara dekat alat-alat pengamatan yang berada di Stasiun Geofisika Padang Panjang dengan tertib, untuk menerapkan pemahaman bahwa pentingnya peralatan BMKG untuk melakukan pengamatan MKG ,sehingga dapat dengan sadar untuk merawatnya bersama-sama.
Sesi kedua yaitu SD IT Cahaya Hati yang dilaksanakan pukul 13.00-15.30 WIB. Siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kunjungan edukasi diawali dengan mendengarkan penjelasan mengenai Gempabumi dan potensi gempabumi diwilayah Sumatera Barat disampaikan oleh Kepala Seksi Data dan Informasi, Ma'muri.S.Si,MTI. Selanjutnya siswa dibagi dua kelompok, kelompok pertama mengunjungi Ruang operasional PGR VI untuk melihat dan mengetahui cara kerja peralatan geofisika yang disampaikan oleh Widya Sapta Rahayu, selain itu dijelaskan juga acara melakukan mitigasi dini ketika terjadi gempabumi dan tsunami mengingat lokasi tempat tinggal siswa-siswi SD IT Cahaya Hati mayoritas berada didekat pantai. Kelompok kedua diajak mengunjungi taman alat untuk mengetahui peralatan pengamatan cuaca dan iklim yang dijelaskan oleh Yeni Kurniawati dan Fitri Angriyani. Cuaca tidak mendukung ketika rombongan terakhir mengunjungi taman alat, akan tetapi tidak menyurutkan semangat siswa-siswi serta guru yang mendampigi dalam memperoleh pengetahuan tentang peralatan meteorologi dan klimatologi.