Kembali ke Siaran Pers

Standar Waktu Indonesia

14 September 2017

Iswanudin

Siaran Pers

Standar Waktu Indonesia

Sejak jaman dahulu, untuk mengetahui waktu, nenek moyang kita menggunakan posisi benda-benda langit, misalnya Matahari, Bulan dan bintang-bintang. Dari perubahan posisi Matahari dalam sehari, dapat dibuat  Jam Matahari (sundial), sebagai penunjuk waktu, sehingga dikenal konsep satu hari. Demikian juga dari perubahan fase Bulan yang menghasilkan konsep satu bulan. Adapun konsep satu tahun diperoleh dari perubahan posisi terbit dan terbenam Matahari yang selalu bergeser ke arah Selatan lalu ke Utara lalu ke Selatan lagi. Dari Matahari dan Bulan inilah kini kita mengenal kalender, seperti kalender Masehi, kalender Hijriah, kalender Cina, kalender Bali, kalender Jawa, dan lain-lain. Oleh sebab itulah, tidak salah jika kita sebut Matahari dan Bulan sebagai penanda waktu.

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Siaran Pers Lainnya

Siklon Tropis FINA Terbentuk, BMKG Peringatkan Dampak Cuaca Ekstrem di Wilayah Timur Indonesia

Siklon Tropis FINA Terbentuk, BMKG Peringatkan Dampak Cuaca Ekstrem di Wilayah Timur Indonesia

Bibit Siklon Tropis 97S Menguat, BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem di Wilayah Timur Indonesia

Bibit Siklon Tropis 97S Menguat, BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem di Wilayah Timur Indonesia

Satu Dekade SLG: BMKG Ajak Masyarakat Jadi Penjaga Sesama di Atas Lempeng yang Tak Diam

Satu Dekade SLG: BMKG Ajak Masyarakat Jadi Penjaga Sesama di Atas Lempeng yang Tak Diam