
Kembali ke Berita
Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Tingkatkan Literasi Kebencanaan Lewat Kunjungan Akademik di BMKG
28 April 2025
Risnaeni
Berita

Jakarta, Senin 28 April 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan akademik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sebanyak 40 mahasiswa dan dosen berpartisipasi dalam kegiatan ini yang bertujuan untuk memperluas wawasan mengenai peran dan fungsi BMKG serta memperdalam pemahaman tentang fenomena alam seperti cuaca, iklim, gempabumi, dan tsunami.
Kegiatan dibuka oleh Gina Ginanti selaku moderator, dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Dr. Karlina Supelli selaku Direktur Program Pascasarjana dan Dosen Pengampu MK IAD. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan oleh BMKG untuk memperkenalkan ilmu kebencanaan secara langsung kepada para mahasiswa.
Sesi penyampaian materi dibuka dengan pemaparan oleh Syafira tentang “Potensi dan Kesiapsiagaan Menghadapi Gempabumi dan Tsunami”. Dalam pemaparannya, Syafira menjelaskan tentang megathrust sebagai sumber terjadinya gempabumi. “Megathrust bukanlah gempa bumi, melainkan sumber gempa yang terjadi akibat pertemuan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Gempa dangkal yang dihasilkan dari megathrust berpotensi menyebabkan kerusakan lebih besar dibandingkan dengan gempa bumi dalam,” jelasnya. Syafira juga memaparkan langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempabumi dan tsunami, termasuk pentingnya pemahaman evakuasi dan mitigasi bencana.
Setelah sesi materi, para mahasiswa diajak untuk merasakan langsung simulasi guncangan gempa menggunakan Simulator Gempabumi (Earthquake Simulator). Melalui alat ini, peserta dapat merasakan getaran gempa dengan skala magnitudo hingga 7,0 dari berbagai jarak, baik dekat, menengah, maupun jauh dari pusat gempa. Pengalaman ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang intensitas guncangan dan respons yang tepat saat menghadapi gempa.
Selanjutnya, para mahasiswa mengunjungi ruang operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Ruang operasional ini berfungsi untuk memantau aktivitas kegempaan dan potensi tsunami di Indonesia secara real-time selama 24 jam non stop. Para mahasiswa diperkenalkan pada sistem monitoring gempa dan mekanisme penyebaran peringatan dini tsunami.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang operasional Climate Early Warning System (CEWS), di mana para mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai sistem peringatan dini terkait kondisi klimatologi. Serta terdapat sesi tanya jawab mengenai iklim dan cuaca.
Kunjungan akademik ini tidak hanya menambah wawasan mahasiswa dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, tetapi juga mempererat hubungan antara BMKG dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.