Kembali ke Berita

Dukung Infrastruktur Berkelanjutan, BMKG Lakukan Audiensi Strategis dengan KemenkoInfrawil

08 May 2025

Fahmi Dendi Saputra

Berita

Dukung Infrastruktur Berkelanjutan, BMKG Lakukan Audiensi Strategis dengan KemenkoInfrawil

Jakarta, 8 Mei 2025 – Dalam upaya memperkuat ketahanan infrastruktur nasional terhadap ancaman perubahan iklim dan bencana alam, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar audiensi dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta (8/05/25).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya integrasi data iklim dan sistem peringatan dini ke dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa tren anomali suhu dan kenaikan muka laut yang signifikan, khususnya di wilayah timur Indonesia, telah memperlemah ketahanan kawasan pesisir. Kenaikan muka laut rata-rata sebesar 4,3 mm per tahun membuat infrastruktur di wilayah pesisir semakin rentan terhadap abrasi dan kerusakan.

“Perencanaan infrastruktur ke depan harus berbasis pada data iklim terkini, termasuk pemodelan risiko bencana geologis seperti gempa megathrust dan tsunami,” ujar Dwikorita.

BMKG juga menyampaikan kesiapan berbagai sistem prediksi dan pemodelan cuaca modern, seperti Ina CAWO (Indonesian Coupling Atmosphere-Wave-Ocean Model), serta jaringan radar cuaca dan sensor gempa yang telah tersebar di lebih dari 500 titik di seluruh Indonesia. Teknologi ini diharapkan mampu memperkuat pendekatan mitigasi risiko dalam pembangunan infrastruktur.

Selain itu, teknologi bangunan tahan gempa mulai diterapkan pada infrastruktur vital. BMKG menjadi instansi pertama yang membangun gedung dengan teknologi isolasi seismik di Jakarta dan Bali—sebuah langkah yang diharapkan menjadi percontohan untuk proyek strategis nasional lainnya.

Audiensi ini memperkuat sinergi antara BMKG dan kemenko infrastruktur dan pembangunan wilayah untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh terhadap krisis iklim dan bencana alam, dengan pendekatan berbasis sains, teknologi, dan sistem respons dini.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), turut menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan perubahan iklim ekstrem dan mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

“Peran BMKG selama ini sangat strategis dan relevan, khususnya dalam menghadapi dinamika iklim global dan berbagai dampak ekologis yang menyertainya. Kita semua dituntut untuk merespons dengan cepat dan tepat agar tidak tertinggal,” ujarnya.

Menurut AHY, teknologi menjadi kunci dalam mendukung upaya mitigasi yang tepat sasaran. Data cuaca dan iklim dari BMKG menjadi landasan penting dalam merancang pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sumber daya air, dan perumahan.

“Sering kali proyek pembangunan tertunda akibat cuaca ekstrem, yang tentu berdampak besar secara finansial. Karena itu, kami sangat bergantung pada data akurat dari BMKG, baik untuk prediksi jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang,” tambahnya.

Kasus banjir besar yang melanda Bekasi pada Maret lalu menjadi pengingat pentingnya perencanaan berbasis data. Aktivitas masyarakat lumpuh, dan proyek pembangunan terganggu karena infrastruktur yang tidak mampu menahan luapan air.

Sebagai tambahan, BMKG juga menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mendukung kelancaran proyek-proyek infrastruktur besar, terutama dalam mengendalikan curah hujan ekstrem. Salah satu contohnya adalah OMC yang dilakukan saat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Berita Lainnya

Dukung Infrastruktur Berkelanjutan, BMKG Lakukan Audiensi Strategis dengan KemenkoInfrawil

Dukung Infrastruktur Berkelanjutan, BMKG Lakukan Audiensi Strategis dengan KemenkoInfrawil

Menjelajah Dunia Cuaca dan Gempa: Kunjungan Inspiratif School Of Child ke BMKG

Menjelajah Dunia Cuaca dan Gempa: Kunjungan Inspiratif School Of Child ke BMKG

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai

Adaptasi Iklim Berbasis Data, BMKG Soroti Pentingnya Informasi Iklim untuk Restorasi Sungai