SIARAN PERS
JAKARTA (3 November 2023) - Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) meluluskan 289 orang taruna/taruni dengan 227 taruna angkatan 2019, 56 Tugas Belajar BMKG, 5 Tugas Belajar TNI Angkatan Udara, dan 1 Tugas Belajar TNI Angkatan Laut.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan tantangan BMKG sebagai satu-satunya organisasi pemerintah yang menyelenggarakan urusan bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika semakin kompleks. Karenanya, Ia meminta kepada seluruh lulusan STMKG untuk terus belajar, berinovasi dan menciptakan terobosan-terobosan sesuai keahliannya.
"Jangan pernah berhenti berproses dan belajar. BMKG membutuhkan semangat muda untuk terus berinovasi dan membuat berbagai terobosan. Setelah lulus, segera pikirkan mau melanjutkan studi S2 kemana," ungkap Dwikorita saat acara wisuda STMKG di Jakarta, baru-baru ini.
Maksud tidak berhenti berproses dan belajar tersebut, lanjut Dwikorita, adalah selalu berupaya mencari dan memperoleh pengetahuan (to know), terampil dalam melakukan sesuatu (to do), belajar untuk menjadi seseorang (to be), dan untuk kemaslahatan / hidup bersama (to live together).
Dwikorita mengatakan, BMKG sendiri terus berupaya melakukan inovasi teknologi dan juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar risiko kejadian multi bencana geo-hidrometeorologi bisa semakin ditekan. Hal ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat perubahan iklim memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi. Indonesia sendiri berada dalam kepungan lempeng-lempeng tektonik aktif dan dikelilingi oleh cincin api.
Situasi tersebut, lanjut Dwikorita, harus disikapi secara serius demi mewujudkan perlindungan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. BMKG, kata dia, menargetkan memiliki 500 orang doktor baru sebelum tahun 2030. Rencana ini menjadi bagian dari upaya transformasi BMKG menjadi institusi kelas dunia dengan memberi pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berkontribusi positif bagi dunia.
Menurut Dwikorita, jumlah doktor di Indonesia relatif sedikit. Untuk menyamai jumlah per sejuta penduduk dengan Malaysia, maka perlu memiliki 100 ribu orang doktor. Dengan pertumbuhan 15% per tahun, maka jumlah 150 doktor akan tercapai pada tahun 2026.
"Kami harus terus melakukan lompatan-lompatan agar tidak tertinggal. Ini bagian dari cara BMKG mewujudkan zero victim. Karenanya kami (BMKG-red) ingin para lulusan STMKG bisa menciptakan terobosan dan inovasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga meminta para lulusan STMKG untuk terus setia kepada negara setelah mengucapkan ikrar, diantaranya adalah mau ditempatkan di mana saja tanpa ada perasaan berat hati. Menurutnya, meski tidak ditempatkan didaerah yang diinginkan, namun harus tetap semangat dan berdedikasi dalam bekerja. (*)
Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat
Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube : infoBMKG
Tiktok : infoBMKG