Berita

Staklim Semarang Menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim Agroklimat

Magelang, 30 Januari 2019 - Stasiun Klimatologi Semarang menyelenggarakan Sosialisasi Lapang Iklim Agroklimat yang diadakan di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, wilayah ini merupakan sentra pertanian bawang putih yang pernah menjadi andalan di ranah Nasional. Pada kegiatan kali ini Deputi Bidang Klimatologi Drs. Herizal, M.Si, berkesempatan membuka acara SLI Agroklimat

Acara dihadiri oleh Anggota Komisi V DPR RI, Ir. Sudjadi, Deputi Klimatologi BMKG, Drs. Herizal, M.Si, Kepala BBMKG Wilayah II, Joko Siswanto, S.Sos, Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Joko Budi Utomo, ST, Bupati Kabupaten Magelang yang diwakili oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian Kab. Magelang, Muspida Kabupaten Magelang, serta para Kepala UPT di Lingkungan BMKG Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Herizal menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan SLI ini petani mendapatkan ilmu dan wawasan terhadap cuaca dan iklim sehingga dapat meningkatkan swasembada tanaman khususnya bawang putih di Kab. Magelang.

Dalam kegiatan ini pula dilakukan penyerahan bibit tanaman bawang putih secara simbolis oleh Deputi Klimatologi kepada 2(dua) kelompok petani Desa Ngemplak dan Gunungsari.

Sekolah Lapang Iklim (SLI) Agroklimat merupakan salah satu upaya BMKG dalam meningkatkan literasi iklim dan desiminasi informasi iklim untuk pertanian. Selain itu SLI juga sejalan dengan program Nawacita Pemerintah, yaitu program nawacita ketujuh untuk mewujudkan kemandirian ekonomi.

Kegiatan SLI merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode Belajar Sambil Praktek (Learning by doing). Dengan kegiatan SLI BMKG berkeinginan untuk mensosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia. Kegiatan SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end-user berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan.

Adapun peserta SLI-Sosialisasi Agroklimat sejumlah 50 orang yang terdiri dari 45 orang petani, 3 Penyuluh Pertanian Lapangan dan 2 orang Bintara Pembina Desa (Babinsa). (ed. Humas)