Seminggu Kedepan Diwaspadai Hujan Lebat

  • Dwi Rini
  • 28 Okt 2016
Seminggu Kedepan Diwaspadai Hujan Lebat

Jumat, (28/10), Akhir-akhir ini kita sering melihat dan mendengar di beberapa Headline news media massa cetak, elektronik, dan online terkait bencana hidrometeorologi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti Banjir Bandang di Garut 20 September 2016, banjir di Bandung 24 Oktober 2016, dan banjir di Gorontalo 25 Oktober 2016. Tentunya, masyarakat bertanya-tanya faktor apa yang dapat mengakibatkan kejadian tersebut, dan apakah diakibatkan karena intensitas hujan yang tinggi? atau ada faktor lain yang mempengaruhi?

Mencermati kondisi ini, maka pada Jumat pagi ini, BMKG memberikan penjelasan terkait perkembangan kondisi cuaca dan iklim untuk Indonesia kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi sehingga diharapkan dapat meminimalisir resiko bencana.

Sementara itu, pada waktu yang sama dilakukan soft launching website BMKG yang baru guna mendukung kemudahan masyarakat untuk mengakses informasi terkait cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi dan tsunami secara cepat dan mudah dipahami.

Menjawab pertanyaan yang muncul di beberapa media massa, Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng mengutarakan bahwa bencana banjir bandang di Garut, 25 September, Bandung, 24 Oktober, dan Gorontalo 25 Oktober 2016 itu dipicu adanya hujan intensitas yang tinggi akibat konvektif lokal. "Kondisi ini diakibatkan oleh suhu muka laut, kelembapan udara tinggi, pertemuan dan belokan angin serta perlambatan kecepatan angin," tambah Andi Eka.

Andi Eka menambahkan di depan media massa bahwa pada akhir Oktober nanti curah hujan tinggi terjadi di Wilayah Pesisir Selatan Sumatera, Kalimantan Barat bagian Barat dan Timur, sebagian besar papua.

Sementara Potensi hujan sedang - lebat masih berpeluang terjadi pada tanggal 28 Oktober - 2 November 2016 di Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Kondisi curah hujan yang tinggi masih berpeluang di wilayah Pesisir selatan Sumatera, Kalimantan Barat bagian barat dan timur, sebagian besar Papua. "Untuk akhir November diindikasikan potensi mulai aktifnya aliran massa udara dingin (monsoon dingin) dari Asia sehingga menyebabkan terjadinya potensi intensitas hujan meningkat di beberapa kawasan sekitar Indonesia," imbuh Andi Eka Sakya. Untuk Indeks Dipploe Modenya cenderung negatif (-) sehingga menambah massa uap air dari Samudera Hindia ke Wilayah Indonesia bagian Barat dan diperkirakan kejadian cuaca ekstrim masih akan terjadi hingga awal tahun 2017.

Metamorfosis Website BMKG

Guna mendukung kebutuhan masyarakat terhadap informasi cuaca, iklim, dan gempa yang dapat diakses secara real time, dan cepat maka di hari yang sama, terjadi metamorphosis website sehingga masyarakat dapat dengan mudah menerima informasi yang diinginkan.

"Website BMKG yang baru berpenampilan lebih dinamis, disajikan dalam dua bahasa karena kiprahnya BMKG di tingkat Internasional semakin sangat dibutuhkan," imbuh Andi Eka saat melaunching tampilan website BMKG yang baru.

Selain itu, di "wajah" website yang baru ini terdapat kebijakan keterbukaan data (open data policy) yang memberikan kesempatan bagi developer untuk mengembangkan dan membangun informasi yang bersumber dari BMKG. Masyarakat pun, melalui situ web baru BMKG, dapat memberikan feedback.

"Dengan integrasi data MKG yang lebih terstruktur dan terdistribusi, keamanan transaksi data dapat lebih ditingkatkan, maka teknologi laman web BMKG yang baru siap menuju cloud system (virtual server)," lanjutnya. (rn)

Gempabumi Terkini

  • 18 April 2024, 13:03:40 WIB
  • 3.9
  • 18 km
  • 0.69 LS - 133.53 BT
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →

Siaran Pers