Aceh Besar - Senin (05/03/2018), Stasiun Klimatologi Aceh Besar lakukan kegiatan Jumpa Pers Kaleidoskop Iklim 2017 dan Prakiraan Musim Kemarau 2018 dipimpin Kepala Stasiun Klimatologi Aceh Besar Wahyudin, SP. M.I.Kom dengan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Pembantu Rektor III Unsyiah, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda, Kepala Stasiun Geofisika Mata I'e, Kepala BPTP Provinsi Aceh, dan Kepala BPTPH Provinsi Aceh.
Wahjudi mengutarakan Berdasarkan data pengamatan suhu udara tertinggi tercatat sebesar 37,2 0C pada tanggal 24 Juli dan suhu udara terendah tercatat sebesar 19,0 0C pada tanggal 19 Oktober di lokasi Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Blang Bintang. Suhu rata-rata tercatat sebesar 23,4 - 31,3 0C sepanjang tahun 2017 di Provinsi Aceh.
Pada tanggal 22 Agustus di lokasi Stasiun Klimatologi Aceh Besar tercatat Kelembaban minimum sebesar 36% Sementara Curah hujan harian maksimum tercatat sebesar 203,9 mm pada tanggal 10 September 2017 di lokasi Stasiun Meteorologi Nagan Raya Aceh Timur. Curah hujan bulanan maksimum sebesar 625,9 mm terjadi pada bulan Januari di lokasi Stasiun Meteorologi Nagan Raya Aceh Timur. Kecepatan angin tertinggi sebesar 30 knot terjadi pada tanggal 31 Mei dan 22 Juni di lokasi Peureulak Timur.
Selain itu, Wahjudi hasil pun mengutarakan evaluasi data historis iklim selama periode 1981 - 2017. Berdasarkan data pengamatan suhu udara maksimum absolut tercatat sebesar 38,8 0C pada tanggal 17 September 1996 di lokasi Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Blang Bintang.
Suhu minimum absolut tercatat sebesar 15,4 0C pada tanggal 24 Oktober 1982 di lokasi Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Blang Bintang. Kelembaban minimum sebesar 29% pada tanggal 2 Agustus 2016 di lokasi Stasiun Klimatologi Aceh Besar.
Curah hujan harian maksimum tercatat sebesar 315 mm pada tanggal 31 Januari 2008 di lokasi Stasiun Meteorologi Nagan Raya Aceh Timur. Curah hujan bulanan maksimum sebesar 774,3 mm terjadi pada bulan Agustus 2001 di lokasi Stasiun Meteorologi Nagan Raya Aceh Timur. Curah hujan tahunan maksimum sebesar 4656,5 mm pada tahun 2010 di Stasiun Meteorologi Nagan Raya Aceh Timur. Kecepatan angin tertinggi sebesar 50 knot terjadi pada tanggal 25 Agustus 1997 dan 26 Mei 2016 di lokasi Stasiun Meteorologi Cut Ba'u Sabang.
BMKG Stasiun Klimatologi Aceh Besar merilis bahwa awal Musim Kemarau 2018 di Provinsi Aceh yang terdiri dari 5 Zona Musim (ZOM) diprakirakan Awal Musim Kemarau bervariasi dari bulan Januari dasarian III sampai dengan Juni dasarian III. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981 - 2010), Awal Musim Kemarau 2018 di prakirakan maju 1 dasarian dari rata-ratanya 2 ZOM, mundur 2 dasarian dari rata-ratanya 2 ZOM, sama dengan rata-ratanya 1 ZOM. Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2018 di 5 Zona Musim (ZOM) diprakirakan 1 ZOM mempunyai sifat hujan Normal, 3 ZOM mempunyai sifat hujan Bawah Normal, 1 ZOM mempunyai sifat hujan Atas Normal.
Selain itu, pada hari yang sama pun dilakukan juga kegiatan Penanaman Perdana Penelitian Hasil Kerjasama BMKG Stasiun Klimatologi Aceh Besar dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Aceh dan LPMP Universitas Syiah Kuala di bidang Penelitian. Penelitian tersebut mengambil topik ata kajian dari 3 komoditas yaitu Kedelai dengan topik penelitian "Uji Daya Hasil dan Adaptasi Beberapa Varietas Kedelai Tahan Kering Menghadapi Perubahan Iklim". Komoditas kedua adalah Jagung dengan Topik Penelitian "Perlakuan Unsur Hara dan Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung", Komoditas Ketiga Adalah Padi Gogo dengan Topik penelitian "Uji Varietas Padi Gogo terhadap Iklim" dan Penelitian DAS Hidrologi Mini.
Pada kesempatan ini, Kepala Stasiun Klimatologi Aceh Besar Wahyudin, SP. M.I.Kom. menjelaskan "maksud diadakan penelitian hubungan iklim dan tanaman yg sebenarnya merupakan tugas pokok & fungsi dari Stasiun Klimatologi.
Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di Stasiun Klimatologi Aceh Besar dan baru pertama sekali kegiatan penelitian dengan melibatkan banyak pihak yang terdiri atas akademisi yang diwakili unsyiah ada para peneliti dari BPTP, ada yg mewakili Pemerintah Aceh sebagai pengguna hasil penelitian nantinya.
Selain itu, juga dari Bank Indonesia (BI) yang nantinya semoga bisa membantu dalam menerapkan kebijakan pertanian terutama bagi komoditas yg rentan inflasi dan BMKG Stasiun Klimatologi Aceh Besar yg memiliki data iklim yg bisa di kaji bersama.