Menanggapi peristiwa gempabumi tektonik yang terjadi di Halmahera Barat Maluku Utara, maka kami menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
Parameter awal gempabumi terjadi pada hari Senin, 16 April 2018, 02.30.42 WIB dengan kekuatan M 6.4, dan kedalaman 10 km. Kemudian hasil pemutakhiran gempabumi terjadi pada hari Senin, 16 April 2018, 02.30.45 WIB dengan kekuatan M 6.0, dan kedalaman 53 km.
Gempabumi berpusat di Laut 80 Km arah Barat Laut Kab. Halmahera Barat, Maluku Utara. Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak cukup besar untuk memicu terjadinya tsunami. Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam belum tercatat gempabumi susulan. BMKG akan terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh modelling peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Bitung pada skala II SIG-BMKG (III - IV MMI), Tondano dan Tidore pada skala II SIG-BMKG (III MMI). Hal ini sesuai dengan laporan dari masyarakat bahwa gempabumi ini dirasakan di Ternate, Halmahera Barat II SIG-BMKG (III-IV MMI) dan Bitung I-II SIG BMKG (II-III MMI). Hasil pemodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi diduga akibat adanya penyesaran pada Lempeng Laut Maluku. Berdasarkan analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu aktivitas sesar mendatar (Strike slip).
Himbauan untuk masyarakat, agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami. Serta tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Info Selengkapnya- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.