Konsorsium Radar Nasional Tandatangani Nota Kesepahaman, Sepakati Pengembangan Industri

  • Dwi Rini
  • 16 Agu 2017
Konsorsium Radar Nasional Tandatangani Nota Kesepahaman, Sepakati Pengembangan Industri

MAKASSAR, (9/8) - Konsorsium Radar Nasional yang terdiri dari lima institusi nasional menyepakati kerja sama pengembangan industri radar nasional.

Konsorsium yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI, PT CMI Teknologi, dan PT LAPI ITB itu resmi menandatangani nota kesepahaman, di depan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Risetdikti) M. Nasir di Kota Makassar.

"Masing-masing pihak akan menjalankan tanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya demi mengembangkan industri radar cuaca nasional," ungkap Rektor ITB, Kadarsyah Suryadi selaku Ketua Konsorsium Radar Cuaca, di sela penandatanganan MOU Industri Radar Cuaca Nasional.

Kadarsyah menjelaskan Konsorsium Radar Nasional merupakan salah satu konsorsium yang mendapatkan pendanaan riset inovasi perguruan tinggi di industri yang diberikan oleh Kemenristekdikti. Konsorsium ini bertanggung jawab membangun industri radar cuaca nasional, dengan pembagian tugas sebagai berikut :

  • ITB sebagai ketua konsorsium bertanggung jawab dalam penelitian, pengembangan, dan teknologi Radar Cuaca.
  • PT CMI Teknologi bertanggung jawab dalam produksi radio frekuensi dan gelombang mikro 'Radar Cuaca Nasional`.
  • PT INTI bertanggung jawab dalam produksi dan layanan purnajual` Radar Cuaca Nasional`.
  • PT LAPI ITB bertanggung jawab dalam pemasaran 'Radar Cuaca`
  • BMKG bertanggung jawab dalam memberikan masukan dalam pengembangan "Industri Radar Cuaca Nasional" dan mengutamakan penggunaan 'Radar Cuaca Nasional' yang dibuat oleh konsorsium ini sebagai bentuk keberpihakan terhadap produk dalam negeri.

Konsorsium Radar Nasional ini, lanjut Kadarsyah, akan menciptakan dua buah teknologi Radar Cuaca Polarimetrik yang diberi nama I-WARP (Indonesia Weather Radar - Polarimetric) yaitu FMCW Radar (Frequency-Modulated Continuous-Wave), terpasang di Kota Bandung dan Pulse Compression Radar yang dipasang perhelatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Kota Makassar.

Radar Cuaca Polarimetrik ini, paparnya, mampu menghasilkan data yang dapat digunakan untuk menentukan bentuk, ukuran, dan varietas obyek. Lalu, radar ini memiliki kemampuan mengolah sebaran reflektivitas untuk menunjukkan ketebalan awan. Selain itu, perangkat sistem ini mampu mengolah sebaran kecepatan untuk menunjukkan arah dan kecepatan awan. "Kami optimistis Radar Cuaca ini memiliki kekuatan dan peluang dari sisi marketing dan branding," ujar Kadarsyah.

Kekuatan dan peluang tersebut akan terus berkembang karena aspek harga kompetitif yang sesuai dengan value produk yang diterima konsumen, sumber daya produksi dan pemeliharaan dalam negeri yang jauh lebih murah, serta market spesicifation menuju perancangan kualitas, biaya, dan pengiriman. "Yang paling penting, pengembangan Radar Cuaca, baik dari desain maupun pembuatannya, 100% karya Konsorsium Radar Nasional," ungkap Kadarsyah.

Gempabumi Terkini

  • 07 Oktober 2024, 11:42:25 WIB
  • 3.3
  • 12 km
  • 7.05 LS - 111.75 BT
  • Pusat gempa berada di darat 18 km baratlaut Bojonegoro
  • Dirasakan (Skala MMI): II - III Bojonegoro, II - III Tuban
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 18 km baratlaut Bojonegoro
  • Dirasakan (Skala MMI): II - III Bojonegoro, II - III Tuban
  • Selengkapnya →

Siaran Pers