Jakarta (20/07) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Balai Besar MKG Wilayah II menyelenggarakan seminar "Informasi Cuaca, Iklim, Gempa Bumi, dan Tsunami Ramah Disabilitas" di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk memberikan informasi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami yang ramah dan inklusif untuk kelompok difabel.
Dwikorita mengakui bahwa sebelumnya belum ada informasi ramah disabilitas terkait cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami, namun, ia telah meminta pihak terkait untuk menyampaikan informasi tersebut ke depannya. "Saya sebenarnya sudah diskusi dengan Mas Mukhanif, 'Mas bisa nggak dibantu untuk prakiraan cuaca, juga ada yang membantu memberikan bahasa isyarat?'. Agar siapa pun itu bangsa Indonesia bisa menangkap (informasi dari BMKG)," Ujarnya.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah II, Hartanto, menambahkan seminar pihaknya helat agar informasi dari BMKG termasuk Balai Besar, juga bisa dipahami oleh para penyandang disabilitas. "Sehingga pada saat terjadi bencana, memitigasi bencana, agar teman-teman disabilitas mempunyai hak yang sama," tandas Hartanto. Seminar ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, serta meningkatkan kesadaran akan perlunya inklusi dalam menghadapi bencana.
Staf Khusus Presiden RI bidang Sosial, Angkie Yudistia, memberikan apresiasi atas upaya BMKG dalam menyampaikan informasi kepada kelompok disabilitas. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, BMKG telah bekerja sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas untuk memastikan kesempatan dan akses informasi yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
"Seluruh peraturan ini untuk mengakomodir kebutuhan penyandang disabilitas, yang dimana penyandang disabilitas harus memperoleh kesempatan yang sama, kesempatan yang luas untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesempatan yang luas untuk bekerja dan berkarier. Kesempatan yang luas untuk berprestasi, serta akses informasi yang inklusif termasuk dalam hal mitigasi kebencanaan," imbuh Angkie.
Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Banten Asep Mulya Hidayat, Founder Yayasan Difapedia Mukhanif Yasin Yusuf, perwakilan UIN Syarif Hidayatullah, kelompok difabel, mahasiswa dan lainnya.
Semoga langkah-langkah yang diambil oleh BMKG ini dapat memberikan dampak positif bagi kelompok difabel, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusi dalam mitigasi kebencanaan. Dengan adanya informasi yang ramah disabilitas, para penyandang disabilitas dapat lebih siap menghadapi bencana dan membantu masyarakat secara lebih efektif. Ini adalah langkah maju menuju masyarakat yang lebih inklusif, di mana setiap orang memiliki akses yang sama terhadap informasi dan kesempatan untuk berkontribusi dalam memajukan kesejahteraan umum.